PWMU.CO– Namanya Nabil Ghali Azumi. Remaja dengan keterbatasan pada penglihatannya ini selain hafal al-Quran 2 juz juga seorang penulis novel, pianis dan penyanyi.
Sulung dari 4 bersaudara putera pasangan M Ali Ridho dan Siti Muslimah yang mengalami kebutaan sejak lahir ini sudah menunjukkan bakat menulisnya sejak usia 8 tahun. Saat itu ia sudah mulai menulis cerita anak, dan komik.
Pada usia yang sama Nabil kecil kelahiran Bojonegoro, 14 Desember 2000 ini meminta kepada ibunya untuk masuk pesantren.
“Waktu itu Nabiel minta masuk Pesantren Hifdzil Qur’an untuk anak di Muqaddasah Gontor Ponorogo. Tapi karena fasilitas belum ada akhirnya kami di antar sama istri pengasuh pesantren bu Nyai Hasan Abdullah Sahal ke Panti Tunanetra Aisyiyah Ponorogo,” ungkap Muslimah mengawali kisah perjalanan Nabil masuk Panti Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo.
Bakat Nabil semakin terasah setelah tinggal di Panti Tunanetra Aisyiyah Terpadu Ponorogo dengan bimbingan dan support para ustadz-ustadzah panti.
Nabil menulis menggunakan media laptop dan Hp yang telah terinstall aplikasi khusus yaitu Jaws atau NVDA, serta dengan tulisan braille.
Ternyata tidak hanya bakat menulis saja yang dimiliki Nabil. Selain memiliki suara emas, kakak dari Althaf, Atar dan Agil juga piawai memainkan piano.
Kepada PWMU.CO Muslimah, ibunda Nabil mengungkapkan rasa syukurnya atas diberikannya anugerah anak seperti Nabil.
“Alhamdulillah, saya bersyukur dengan semua kurang dan lebihnya Nabil,” ungkap ibu dari empat putera yang tiga diantaranya tunanetra.
Dengan bakat yang dimiliki Nabil, Muslimah berharap anaknya terus mengembangkan bakat-bakat yang positif.
“Saya sebagai orang tua dari mas Nabil dengan segala harap ingin pontensi potensi positif mas Nabil dapat berkembang dengan baik,” harap Muslimah.
Untuk mendukung dan memberikan semangat kepada puteranya, Muslimah beserta suami bekerjasama dengan Panti Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo menerbitkan novel berjudul Nafas Yang Pekat pada tahun 2013 dengan biaya sendiri.
Sampai saat ini Nabil yang bersekolah formal di SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo (Muhipo) ini telah memiliki beberapa karya dan prestasi diantaranya:
Nafas Yang Pekat (2013)
Melodi Kalbu (2015)
Sajak Seroja (dalam penyelesaian)
Juara 2 Cipta Karya Puisi Tingkat Nasional, dengan judul Tinta Merahku (2010)
Juara 2 Singing Competition Tuna Netra Nasional (2017)
Kepada PWMU.CO, Nabiel mengungkapkan harapannya.
“Impian saya dari kecil adalah lenyapnya penilaian rendah dari kebanyakan masyarakat terhadap difabel tunanetra,” tutur Nabil.
“Prestasi saya selama ini untuk membuktikan bahwa difabel juga bisa maju dan berkarya. Jangan hanya karena mata terselubung gulita menyebabkan orang tersebut dinista,” pungkasnya.
Tetap semangat Nabil Ghali Azumi, semoga karya-karyamu menginspirasi banyak anak bangsa. (wiwik/nadhira)