PWMU.CO-Pantang menyerah, itulah kata yang paling pantas untuk menggambarkan ketiga mahasiswi Roberta Indira Mawarini, Nur Laili Afidah dan Aisana Arum Pawestri. Mereka bertiga peserta termuda masih kuliah S1 tapi mendapatkan penghargaan sebagai The Best Scientific Publication pada ajang HSBC Indonesian Research Award (HIRA) 2017.
Mereka mahasiswi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). ”Kami ini peserta termuda, yang belum lulus S1, peserta lainnya sudah lulus S1, S2, S3, dan kalangan dosen,” ungkap Roberta dan dua temannya dihubungi Jumat (15/12/2017).
Berita lain : 3 Foto Unik Masjid Cheng Hoo Ini Antarkan Mahasiswa UMSIDA Juara 1 Psychofotography
Penghargaan sudah diterima saat pengumuman di Hotel Aryaduta Jakarta, Rabu-Sabtu (6-9/12/2017). Kompetisi ini diselenggarakan kerja sama HSBC dan Sampoerna University dan Putera Sampoerna Foundation.
Proses yang panjang mereka lalui mulai dari minimnya sumber riset berbahasa Indonesia, seleksi ketat dari 100 lebih peserta, menjadi 45 dan diambil 10 besar. ”Tak hanya itu, paper harus sudah pernah diterbitkan di jurnal. Sebelum dapat penghargaan di HIRA, paper bertajuk Identifikasi Mobile Payment Disruptif di Indonesia sudah pernah dilombakan di Undip Semarang, namun hanya masuk finalis 10 besar,” ungkap Roberta. Mereka lalu memperbaiki paper tersebut, kemudian diterbitkan oleh Jurnal Perbankan Syariah Perisai, barulah dimasukkan ke HSBC.
Latar belakang karya tersebut adalah tumbuh dan berkembangnya Financial Technology (Fintech) yang membuat khawatir bank-bank di Indonesia. ”Banyak bank yang telah memiliki aplikasi mobile banking untuk transaksi para nasabahnya, sedangkan aplikasi Fintech berupa mobile payment lebih memudahkan masyarakat lantaran tidak perlu mendaftar menjadi nasabah bank tertentu,” tambah Nur Laili. Karena itu, mereka bertiga meneliti apakah para pengguna lebih banyak menggunakan aplikasi mobile payment (tanpa kerjasama dengan bank) atau mobile banking (milik bank).
Sebelumnya, Roberta, Laili dan Aisana terinspirasi oleh Price Waterhouse Coopers, konsultan dunia tentang Fintech yang membuat berbagai macam riset, berrpusat di Inggris. Price mengatakan, jangka panjang lima tahun ke depan, Fintech semakin berkembang dan menjadi industri nomer dua yang menguasai pasar Fintech.
Selain itu, data riset menunjukkan sebanyak 53 jenis Fintech belum syariah. Baru muncul satu yang syariah yaitu Paytren. Karena itu, kata Aisana, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh generasi milenial untuk menciptakan aplikasi mobile payment berbasis syariah.
Ini adalah bagian dari pengembangan industri ekonomi kreatif, yaitu membangun ekonomi dan teknologi secara kreatif. Jika banyak didapati mobile payment yang berbasis syariah, pasti dapat memperluas jangkauan layanan keuangan syariah, sehingga umat lebih termaslahatkan.
Itulah yang membuat paper karya mereka berbeda dari paper lain sehingga dinobatkan sebagai The Best Scientific Publication oleh HSBC. Selamat!! (dian)