PWMU.CO– Munaqasah adalah salah satu ujian bagi para penghapal al-Quran. Begitu juga tujuan Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo saat menggelar munaqasah Juz 29 dan 30, Jumat (15/12/2017).
Acara yang dibuka oleh ustadz Syarifan Nurjan Ketua Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo ini diikuti oleh 13 Santri.
Dari 13 santri, 4 peserta diantaranya adalah santri tunanetra dan selebihnya santri awas (sebutan untuk orang yang memiliki penglihatan yang normal).
Setiap peserta mendapat nomor undian yang telah ditentukan sebelum acara dimulai. 9 santri mengikuti munaqasah juz 30 dan 4 santri juz 29.
Tampak wajah-wajah tegang peserta saat menunggu giliran untuk maju. Seperti halnya Krisna setyawati, salah satu peserta ujian munaqasah. Krisna mengungkapkan jika dirinya merasa nerveous.
“Ini merupakan pertama kalinya saya mengikuti ujian munaqasah, semoga diberi kelancaran dalam ujian,” harap Krisna.
Terdapat 3 tes dalam munaqasah ini yang meliputi mengurutkan surat yang terdapat didalam juz, pembacaan surat pilihan dari juri, serta meneruskan ayat dan kandungan surat. Yang terakhir merupakan tambahan tes untuk juz 30.
Acara yang dihadiri para santri asuh Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo, undangan dari pondok Tahfidzul qur’an Aisyiyah Ponorogo dan juga ustadz Sugiran, salah satu Pengurus Panti Asuhan dari Situbondo ini berjalan dengan lancar.
Kepada PWMU.CO, Ita Yuli Kadarwati ketua bidang pendidikan Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo mengungkapkan tujuan dilaksanakan munaqasah ini.“Pertama munaqasah merupakan program unggulan panti yang dilaksanakan tiap semester sejak tahun 2003, dan yang kedua untuk memberikan pembekalan anak asuh saat nanti mereka terjun di masyarakat,” ungkapnya.
Sementara tujuan munaqasah ini menurut ita, untuk santri putra diharapkan nanti dapat menjadi imam di masjid saat sholat berjamaah dengan bekal hafalannya, dan untuk putri merupakan bekal saat akan menjadi ibu.
“Karena ibu merupakan madrasah pertama untuk anak-anaknya maka diharapkan dengan memiliki hafalan ini akan memberikan contoh pada anaknya dalam mendidik generasi Qurani,” tambah Ita.
Harapan Ita dengan munaqasah ini, para santri akan terbiasa menghafalkan al-Quran, hal ini akan memudahkan santri dalam belajar dan menghafalkan pelajaran yang lainnya.
“Meski terkadang mereka keberatan dengan hafalan-hafalan, tapi dengan pembekalan seperti ini diharapkan mereka mampu menjadi hafidz-hafidzah yang berkualitas penerus generasi madani yang berjiwa qurani,” tukas Ita mengakhiri. (wiwik)