PWMU.CO – Dahlan Iskan berbicara soal koran, itu biasa. Bertutur tentang bisnis sudah jamak. Nah, bagaimana jika Dahlan Iskan bicara soal keluarga?
Itulah yang terjadi di SD Muhammadiyah 6 Gadung, Surabaya saat berlangsung Seminar Parenting bertema Mendesain Generasi Emas untuk Indonesia dan Dunia, Sabtu (16/12/17).
Dahlan Iskan yang mantan Menteri BUMN, ternyata piwai juga menjadi pembicara soal parenting. Apa yang disampaikan?
Dahlan berkisah ada orang tua wadul (curhat) padanya. Orang tua itu menyatakan sangat kecewa dengan anaknya.
Ceritanya, orang tua itu memiliki obsesi berlebihan terhadap anaknya. Si
orang tua ini berkeinginan agar anak semata wayangnya jadi orang sukses. Jadi yang terpandai dan jadi orang kaya raya sepertinya.
Untuk memenuhi obsesinya itu, si orang tua ini pun memberikan kesenangan berlebihan pada anaknya. Ia berperilaku protektif, selalu meminta anaknya jadi yang paling pandai dan lainnya. Bahkan, jika sudah besar anaknya diminta kawin dengan anak orang kaya juga.
Singkat cerita, kata Dahlan, sang anak malah terkekang dengan obsesi paling sempurna orang tuanya ini. Sang anak yang tidak puas dengan pola pendidikan orang tuanya memilih jalannya sendiri.
Sang anak yang merupakan doktor fisika lulusan luar negeri ini malah memilih jadi guru les privat di Taiwan.
“Saya dulu ambil fisika hanya ingin menyenangkan orang tua. Sebenarnya saya tidak suka fisika. Saya hanya ingin menyenangkan orang tua saya,” ungkap mantan CEO Jawa Pos itu menirukan pengakuan si anak.
Si anak, sambung Dahlan, juga pernah bertanya kepada orang tuanya apa arti kebahagiaan? Kenapa ada orang miskin dan lainnya.
Hanya saja tidak diberi jawaban oleh orang tuanya yang sibuk bekerja. “Intinya adalah jangan kita beranggapan bahwa anak kecil itu tidak mengerti apa-apa. Jangan anak dianggap bayi terus. Mereka juga berhak mendapatkan jawaban yang pas,” tuturnya.
Sebab, kita tidak akan pernah tahu masa depan. Tiga puluh tahun dunia ini jadi apa juga kita tidak tahu.
“Yang penting itu didik anak kita jadi orang baik. Biarkan mereka tumbuh bersama impian-impiannya,” pesan Dahlan kepada wali murid antusias mendengar cerita sambil duduk lesehan. (Aan)