PWMU.CO – Bagi para jomblo(wati) tak perlu galau. Demikian pula bagi pasangan yang sudah membina bahtera rumah tangga. Tak perlu takut karam. Sebab, soal jodoh sudah ditulis 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
“Yakinlah dengan ketentuan Allah. Jalani proses dengan benar sesuai Alquran dan Alhadis, insyaallah pernikahan kita langgeng dan terdapat ketentraman di dalamnya. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim No 2.563 dari Abdullah bin Amr Al Asl dijelaskan bahwa jodoh kita sudah ditulis oleh Allah 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit bumi,” papar Hj Nurfadlilah mengawali Kajian Ahad Petang yang diselenggarakan Pimpinan Ranting Asiyiyah Jetek Sumari, Kecamatan Duduk Sampeyan, Gresik, Ahad, (17/12/17).
Bu Nur, panggilan akrabnya menjelaskan hakikat baiti jannati atau rumahku surgaku terletak pada penerapan nilai-nilai agama yang bertujuan mencari ridha Allah SWT. “Ketenangan dan ketentraman dalam tiap-tiap jiwa penghuni rumah akan hadir jika terbimbing dalam ajaran yang datangnya dari Allah,” uangkapnya sambil mengutip surat Al Fath ayat 4, “Dialah Allah yang menurunkan sakinah ke dalam jiwa orang-orang yang beriman agar bertambahlah keimanan mereka.”
Jadi, kata wanita kelahiran Lamongan itu ketentraman diberikan pada orang beriman, yang dikarenakan keimanan itulah kita bisa mencapai sakinah.
Dalam tausiyahnya, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik ini menyinggung pernikahan zaman sekarang yang rata-rata hanya seumur jagung.
“Sedikit-sedikit cengkreh, bertengkar, dan saling menuntut kesempurnaan. Padahal tidak ada satu pun dari pasangan yang sempurna.
Hal ini, menurutnya, menyebabkan hilangnya kasih sayang dan ketidaktentaraman. Bahkan bisa sampai pada perceraian”.
Bu Nur juga mengingatkan jamaah untuk bersikap nriman dan menjaga komunikasi yang baik dengan suami. “Pandai bersyukur atas pemberian suami dan menjaga harta serta kehormatan saat suami jika tidak ada di rumah.
Ia juga berpesan agar ibu-ibu menjaga agar dalam keadaan kesal atau marah sekalipun tidak bermain-main dengan kata-kata yang mengisyaratkan ingin berpisah. “Jangan gampang berkata pulangkan aku pada ibuku atau ayahku,” tuturnya sambil menirukan lagu Betharia Sonata. Tentu saja hal ini disambut gelak tawa jamaah.
Bu Nur kemudian membagikan kiat bagaimana menciptakan rumah tangga yang Baiti Jannati. “Bangunlah rumah tangga berdasarkan Alquran dan Sunah Nabi SAW. Jalankan kewajiban dan hak dengan baik, bersikaplah lembut pada suami, saling menyanyangi dan menasehati dalam kesabaran,” pesannya.
Dan yang utama, tambahnya, adalah menghadirkan Alquran di rumah. “Siapa dari kita yang sudah membiasakan membaca Alquran setiap hari?” pertanyaan itu dilontarkan Bu Nur yang membuat jamaah kajian tersipu-sipu.
“Menghadirkan Alquran di rumah dan membiasakan mengaji harus diutamakan, tidak harus berjuz-juz. Yang penting adalah konsisten, rutin setiap hari. Jangan bolong-bolong. Dalam sebuah hadist disampaikan rumah yang tidak ada bacaan Alquran di dalamnya ibarat rumah yang roboh,” tegasnya.
Tidak lupa Ibu dua anak dan 5 cucu ini memberi apresiasi sekaligus pesan pada jamaah Aisyiyah Ranting Jetek yang antusias dan berduyun-duyun menghadiri majelis ilmu di tengah hujan deras. “Semangat bertalabul ilmi harus dipertahankan!”
Siap Bu! (Agustine)