PWMU.CO – Salah satu ciri lembaga pendidikan berkemajuan adalah memiliki standar mutu.
SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, contohnya. Liburan sekolah sengaja diisi dengan Pelatihan International Organization for Standardization (ISO) 2009:2015.
Acara ini diselenggarakan di Hotel Tretes Raya, Prigen, Pasuruan yang berlangsung dua hari, Kamis-Jumat (21-22/12/17).
Kegiatan yang dihadiri Direktur Global Group Titis Arganto dan Trainer Global Group Uwin Indratjahjana itu diikuti 20 guru dan karyawan. Keduanya, baik Titis maupun Uwin, siap mengupgrade peserta untuk menghatamkan dan mengaplikasikan ISO 9001:2015.
Global Group adalah perusahaan ISO berkedudukan di Jakarta tetapi memiliki kantor di Surabaya. Di sinilah SD Mudipat sebagai Sekolah Teladan Nasional mendaftar ISO pada 2007 silam.
Dalam presentasinya, Titis mengatakan ber-ISO berarti mau menegakkan aturan sesuai standar.
“Yaitu sebuah sistem yang menjamin mutu pendidikan. Organisasi atau lembaga yang ber-ISO berarti mau berbudaya, karena ISO mengatur sistem mutu. Maka yang tidak berbudaya dipastikan sistemnya asal (ngawur),” paparnya.
Pria jangkung itu menambahkan ber-ISO harus memuara pada tujuan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan atau stakeholder.
“Karenanya lembaga harus menjaga reputasi dengan baik sehingga kita dipercaya sebagai lembaga yang kredibel dan layak dipilih,” imbuhnya.
Kepala SD Mudipat Edi Susanto menyampaikan dalam pidato iftitahnya, pelatihan tahunan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif untuk menjaga kualitas.
“Ber-ISO sebagai tanggung jawab bersama menjaga kualitas pendidikan di Mudipat sesuai standar internasional yang disusun,” ujarnya.
“Yang terpenting adalah sistem tidak boleh berhenti di orang per orang. ISO harus ditegakkan agar mampu memberi solusi. Ketika tidak ada kepala sekolah, gurunya tetap menjalankan tugas dengan baik karena sudah ber-ISO. Kan sudah memiliki standar prosedur,” sambung dia.
Edi—panggilan akrabnya—menjelaskan pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Pertama membedah tujuh klausul ISO dan kedua dilanjutkan dengan workshop.
“Tujuh klausul itu adalah konteks organisasi, kepemimpinan, perencanaan, dukungan, operasi, evaluasi kerja, dan peningkatan. Selanjutnya di akhir sesi peserta membuat draft standar mutu yang akan diputuskan dan diimplementasikan,” tuturnya.
Kepada PWMU.CO, Edi mengaku Mudipat menerapkan ISO yang dibuat New York tahun 1926 yaitu ISO 9001:2000 yang kemudian mendunia.
“Lalu mengalami penyegaran menjadi ISO 9001:2008 dan kini menjadi ISO 9001:2015,” ungkapnya.
Selamat, iso gak iso tetep ISO! Bisa tak bisa tetap jalankan sistem dengan baik.(Mul/TS)