PWMU.CO – Pondok pesantren (ponpes) adalah salah satu ‘Kawah Candradimuka’ kader Muhamamdiyah.
Tidak sedikit pemimpin Muhammadiyah, baik di tingkat ranting sampai pusat, yang lahir dari ponpes.
Menurut Mudir Muhammadiyah Boarding School (MBS) Al Amin Bojonegoro KH Syamsul Huda ada tiga jenis ponpes yang ada di lingkungan Muhammadiyah.
“Dari kekhasan pondok yang dimiliki, kesemuanya tetap Muhammadiyah,” ujarnya pada PWMU.CO,(24/12/17).
Jenis pertama adalah ponpes kultural, yaitu yang didirikan oleh perseorangan, akan tetapi berafiliasi dengan Muhammadiyah.
“Macam pesantren yang seperti ini banyak sekali di Indonesia contohnya Pondok Pesantren Karangasem di Paciran, Lamongan, Jawa Timur,” terangnya.
Jenis kedua adalah ponpes struktural, yaitu yang dikelola langsng oleh Muhammadiyah, baik arah kebijakan maupun personalianya.
“Seperti MBS Bojonegoro. Ini adalah pondok pesantren struktural karena didirikan atas dasar amanat Musyda,” tutur kiai yang juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro ini.
Sedangkan jenis ketiga adalah ponpes simpatisan. Menurut Kiai Syamsul, ponpes seperti ini tidak mau dikatakan pesantren Muhammadiyah secara langsung walaupun pendiri dan mudirnya orang Muhammadiyah.
“Salah satu contohnya adalah pondok pesantren yang ada di Batang” ujarnya tanpa menyebut nama.
Kiai Syamsul memberikan tips untuk membesarkan pondok pesantren. “Pondok kuwi kudu dikeloni, ora mungkin biso gede yen ora dikeloni tenanan,” tuturnya tentang cara membesarkan ponpes dengan serius.
“Maka dari itu istri dan keluarga ‘mewakafkan’ saya untuk pondok ini ” ujarnya. (Khoirul Anam)