PWMU.CO– Pasca mengikuti kegiatan Tasmi’ Hifdzil Quran di SMA Muhipo, saya bergegas berkunjung ke Panti Asuhan Aisyiyah Tunanetra Terpadu Ponorogo, Jumat (15/12/2017).
Bersyukur sekali, Ketua Panti Ustadz Syarifan Nurjan dengan senang hati menerima kehadiran saya bahkan sekaligus mempersilahkan untuk menginap.
Panti Asuhan Aisyiyah Tunanetra Terpadu Ponorogo merupakan LKSA Terbaik Percontohan Nasional 2017 dan sudah terakreditasi A. Maka ini adalah kesempatan istimewa saya sebagai salah satu pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Tunas Melati Situbondo untuk menimba ilmu.
Setelah mengambil gambar struktur kepengurusan, data anak asuh dan piala yang terpajang di ruang tamu, saya lanjutkan berkeliling melihat ruangan dan fasilitas bagi anak asuh. Tak lupa saya mencoba berinteraksi dengan pengurus dan anak asuh. Hari itu sebagian anak-anak sibuk menyiapkan diri untuk munaqasah Jumat malam.
Baca: ayu-sang-hafidzah-tunanetra-dari-panti-aisyiyah-itu-jadi-penguji-indonesia-menghafal/
Saat bertemu dan ngobrol sebentar dengan Ayu Fajar Lestari, mengingatkan saya saat pertama kali berkunjung ke panti asuhan ini pada bulan Ramadhan yang lalu. Ketika itu Ustadz Syarifan meminta saya untuk menguji hafalan Ayu. Lho, apa tidak kebalik Ustadz?, pertanyaan ini lebih karena kaget saat diminta menguji hapalan Ayu yang hafidzah 30 juz itu. Sementara saya?
Tetapi dengan tenang Ustadz Syarifan menjelaskan bahwa hafalan Ayu sudah pada tingkat nama surat dan nomor ayatnya. Maka saya pun meminta Ayu untuk melafalkan Al Baqarah ayat 261. Dan tanpa ragu Ayu melantunkan ayat yang menjelaskan tentang kehebatan balasan bagi orang-orang yang suka berinfaq.
Sebagai kenang-kenangan Ustadz Syarifan memberikan CD Murattal Quran 30 Juz Ayu Fajar Lestari.
Jumat malam bakda Isya, acara Munaqasah Juz 29 dan 30 dimulai. Sayapun ingin melihat dari dekat, bagaimana anak-anak panti asuhan ini, baik yang awas maupun yang tunanetra, menjalani ujian ini.
Meskipun ada yang nervous, tapi rata-rata dari mereka berhasil menjalani munaqasah. Bahkan peserta terakhir, Widya Nurmala, yang merupakan salah satu peserta tunanetra, sangat lancar dan sukses menjalani munaqasah ini.
Baca juga : telah-lahirkan-banyak-hafidz-buah-konsistensi-munaqasah-al-quran-sejak-2003
Saat diminta penguji pertama, Ustadzah Sabrina untuk mengurutkan nama-nama surat di Juz 29, Widya dengan mudah menjawabnya. Begitu juga saat diminta melantunkan Surat Al Qalam, juga tidak ada kesulitan berarti bagi Widya.
Ketika penguji kedua, Ustadz Yanto membacakan 1 ayat dan meminta Widya untuk melanjutkan, Widya mampu melanjutkan dengan baik. Dalam hati saya berkata “Widya akan menjadi hafidzah seperti Ayu.”
Kunjungan singkat ini telah memberi saya begitu banyak pelajaran. Tentang semangat, tentang niat, dan tentang ketulusan melayani.
Semoga Allah selalu melindungi para penghuni panti itu, Amiin.. (Sugiran)