PWMU.CO – Menjadi mujahid dakwah semasa hidup tak kalah mulia dengan capaian khusnul khatimah di akhir hayat.
Wakil Ketua Pimpiman Wilayah Muhammadiyah Prof Dr Thohir Luth MA menyampaikan hal itu dalam acara Sinergy Building yang diadakan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo di Graha Umsida, Trawas, Mojokerto, (30-31/12/17).
Dalam acara yang diikuti oleh seluruh PDA Sidoarjo itu, Thohir mengemukakan bahwa ketika seseorang sudah bersedia menjadi pemimpin, berarti telah mengambil janji dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah organisasi.
“Bahwa komitmen kita merupakan salah satu bentuk ibadah sosial kita.
Muhammadiyah yang memiliki tujuan menegakkan dan mengunjung tinggi agama sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya merupakan sebuah visi representasi bentuk jihad,” ungkapknya.
Oleh karena itu, lanjutnya, visi pribadi seorang pemimpin hendaknya dipertemukan dengan visi organisasi sehingga akan melahirkan mujahid-mujahidah.
Dengan menyitir surat An-Nisa ayat 95, dosen Universitas Brawaijaya Malang itu mengatakan, “Janganlah takut berjihad di organisasi karena Allah akan melebihkan harta dan jiwa bagi para mujahid.”
Menurut pria asli Flores NTT itu, ukuran komitmen seorang pimpinan bisa dilihat dari prosentase kehadirannya dalam rapat-rapat organisasi. “Serta kesediaannya berkorban memenuhi panggilan jihad baik dengan amwal (harta) ataupun anfus (jiwa) di organisasi,” ujarnya.
Thohir juga berpesan perlunya menerapkan strategi dalam menjaga komitmen berorganisasi, yaitu hendaklah seseorang itu menjadi part of solution dan bukan menjadi part of problem.
Ketua PDA Sidoarjo Zubaidah menegaskan, acara ini bertujuan men-charge spirit perjuangan dan membangun komitmen yang kuat dalam berorganisasi agar ke depan bisa lebih baik. (Sunarsih)