PWMU.CO – Penyelenggaraan Family Gathering (Famgath) ke-6, di Taman Dolan, Bumiaji, Kota Batu (30-31/12/17), mengungkap banyak kisah menarik.
Ternyata tidak sedikit peserta acara bertajuk “Merawat Keluarga Kader Sang Surya”, itu yang ‘muallaf’. Salah satunya, Kurniadi Sukarno.
Hal itu terungkap saat suami Miftahur Rahmah, Anggota KPU Sidoarjo, tersebut menyampaikan kultum (kuliah tujuh menit) usai shalat Shubuh. Dia merasa senang diajak bergabung dalam acara keluarga besar kader Muhammadiyah ini, meski dirinya bukan berasal dari kader.
“Saya ini bukan kader, dan tidak pernah sekolah di Muhammadiyah. Tapi mendapatkan banyak ‘berkah’ atau manfaat luar biasa dari Muhammadiyah,” kata dia mengawali kisah perjumpaannya dengan ormas bersimbol matahari ini.
Dia bercerita, semula dirinya diminta memperbaiki komputer SD Muhammadiyah Sepanjang, Sidoarjo. Di tempat itulah, dia bertemu dengan Bu Sus (aktivis Aisyiyah wilayah), dan Bu Hartik. Lalu ditawari mengajar matematika di SD tersebut. “Ini berkah pertama,” kata anak dari keluarga tentara itu.
Setelah kerja di Muhammadiyah, dia ditawari calon istri, seorang gadis mungil yang kala itu menjadi staf eksekutif Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur. “Ini berkah yang kedua,” ujarnya lalu tersenyum. Sedangkan berkah ketiga, kata dia, melalui Muhammadiyah istrinya terpilih menjadi anggota KPU Sidoarjo.
Dia mengakui bahwa Muhammadiyah telah banyak memberi pada dirinya, sementara ia merasa belum bisa memberi apa-apa pada Muhammadiyah. “Oleh karena itu, saya selalu berusaha men-support kegiatan yang dilakukan istri,” tuturnya.
Kurniadi berjanji, setelah bergabung di Famgath ini, bisa lebih aktif ber-Muhammadiyah. “Ya semoga setelah bertemu banyak saudara di sini, ke depan saya bisa memberi pada Muhammadiyah.”
Ya, semoga seperti diungkapkan Nadjib Hamid bahwa ‘muallaf’ Muhammadiyah, itu biasanya lebih militan dibanding yang mengaku kader asli. (Uzlifah)