PWMU.CO – Umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah diminta berhati-hati dan kritis menghadapi paham pemikiran Islam liberal. Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Sholihin Fanani mengingatkan hal itu dalam Kajian Matahari Terbit yang diadakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gubeng, Surabaya, di Masjid Jenderal Sudirman Jalan Dharmawangsa No 2 Surabaya, Ahad (7/1/18).
Sholihin mengatakan, gagasan yang ditawarkan oleh pengikut paham Islam liberal di Indonesia lebih banyak mempertentangkan konsep ketuhanan. Mereka–yang berpaham Islam liberal–menolak doktrin agama dengan menafsirkan Alquran dan Alhadits mendahulukan akal. Bahkan, amar makruf nahi munkar dinilai tidak relevan untuk diterapkan di Indonesia.
Pengikut paham ini, sambung dia, juga berpandangan bahwa orang berzina, yang dalam konteks ini adalah LGBT, tidak boleh dihukum atas dasar hak asasi manusia (HAM). Parahnya lagi, atas dasar kebebasan dalam beragama mereka memisahkan otoritas dunia dan akhirat, serta memisahkan politik dari nilai-nilai agama.
”Kita harus berhati-hati dan kritis terhadap paham Islam liberal ini agar tidak terjebak dan terjerumus dengan paham tersebut,” ujarnya mengingatkan.
Pria asal Lamongan ini lalu mengajak warga Muhammadiyah untuk memahami Islam berkemajuan dengan cara memperdalam dan memperluas pemahaman tentang ajaran Islam itu sendiri, karena Islam adalah ajaran yang menyeluruh (komprehensif) yang diturunkan ke muka bumi untuk membawa kemajuan kepada seluruh umatnya di alam semesta ini.
”Salah satu cara untuk melawan paham pemikiran liberal adalah dengan belajar Islam secara kaffah, dan dengan Islam berkemajuan,” serunya.
Ditambahkan, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki fungsi utama, yakni berdakwah dan tajdid sehingga disebut sebagai gerakan Islam berkemajuan.
”Paham Islam menurut Muhammadiyah adalah menyeimbangkan antara pemurnian agama Islam yang bersumber dari Alquran dan Alhadits dengan gerakan peneguhan, pengembangan, dan pembaharu yang memuat nilai-nilai kemajuan,” pungkasanya. (Aan)