PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Situbondo tidak setengah hati dalam memperjuangkan hak pendidikan anak-anak yatim piatu.
Melalui Panti Asuhan Putra Tunas Melati, PDM Kabupaten Situbondo terus berupaya memberikan pendidikan terbaik untuk anak asuhnya.
Pengasuh panti Mohammad Laiq menyampaikan panti yang terletak di Jalan Sekar Putih RT 1 RW 5 Desa Pokaan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo ini didirikan tahun 2006.
“Bangunan panti ini dulunya adalah tempat penggilingan padi. Halaman depan yang luas itu tempat penjemuran gabah,” tuturnya saat ditemui usai Musyawarah Daerah (Musyda) Nasyiatul Aisyiyah (NA), Ahad (14/1/18).
Ustadz Laiq—panggilan akrabnya—mengungkapkan pemilik bangunan ini adalah keluarga H Idrus yang saat itu ingin mewakafkan ke Muhammadiyah dengan pesan digunakan untuk panti asuhan.
“Ada 30 anak panti, mulai 12 tahun sampai 23 tahun. Ya, seusia SMP hingga kuliah. Alhamdulillah semua biaya pendidikan mereka, panti ini yang mengusahakan,” ujarnya.
Suami Siti Khoriyah, Sekretaris Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Situbondo periode 2012-2016 ini mengaku pengurus panti mengusahakan biaya kuliah 12 anak dari berbagai beasiswa.
“Mulai dari beasiswa Bidik Misi, tahfidz, dan banyak pintu lainnya, semua kami coba. Ada yang kuliah di UMM, Ma’had Umar Umsida, UMY, dan STAI Lukman Hakim Surabaya,” ungkapnya.
Bapak dua anak ini menjelaskan operasional panti masih bergantung dari donatur tetap dan donatur insidental.
“Dari wilayah Situbondo sini aja donaturnya, mulai dari Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, dan Rp 50 ribu dikumpulkan. Lazismu kadang juga memberi. Ada juga yang tiba-tiba datang dan memberi donasi dalam jumlah besar mulai Rp 100 ribu hingga Rp 8 juta. Dharma Wanita dan Ikatan Istri Dokter juga pernah datang ke sini memberi donasi,” ucap pria asal Rembang ini.
Kepada PWMU.CO, lulusan Ma’had Umar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tahun 2006 itu menceritakan tantangan panti di tengah warga non-Muhammadiyah yang sangat kental.
“Dulu di awal berdiri, isunya ada ancaman, sekarang sudah tidak ada. Ancaman itu kami sikapi dengan baik. Saat kurban, kami tetap memberi mereka. Ya Alhamdulillah akhirnya bisa diterima,” tegasnya.
Pria yang dulunya pernah ikut program Sebar Dai ini mengaku motivasi belajar anak-anak panti masih kurang.
“Model pendidikan di rumah yang berbeda dengan di Muhammadiyah menjadi penyebabnya. Namun setelah di panti, lumayan anak-anak mulai ada perubahan lebih baik,” tuturnya.
Ayo berikan donasi terbaik Anda untuk mereka! (Ria Eka Lestari)