PWMU.CO – Banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mati lantaran mengabaikan lima faktor ini.
Budi Satria Isman, praktisi UMKM dari Pro Indonesia menyampaikan hal itu dalam acara Temu Pengusaha bertema UKM Naik Kelas: Tantangan dan Peluang di Era Milenial dalam Pra Tanwir I Aisyiyah yang dihelat di Aula Gedung G Lantai 6 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), Kamis (18/1/18)
Budi menjelaskan, faktor pertama karena usaha yang dibuat tidak menjawab kebutuhan pasar.
Faktor kedua, lanjutnya, karena arus kas usaha selalu negatif. Hal itu terjadi lantaran pengusaha tidak mau melakukan pencatatan aliran khas keluar dan masuk.
“Seringkali saya jumpai pengusaha yang tidak bisa memisahkan antara uang belanja dan usaha sehingga arus kas selalu negatif,” ujarnya mantan di hadapan ratusan peserta.
Faktor ketiga yang juga bisa membunuh UMKM karena tidak fokus menjalankan usaha. Budi menerangkan, seringkali pengusaha UMKM tidak fokus menekuni usaha karena tergoda ingin segera sukses.
“Usaha yang dirintis baru untung sedikit sudah ingin kembangkan usaha lainnya sehingga usahanya tidak jadi berkembang. Sebaliknya malah gulung tikar karena tidak fokus kembangkan bisnis,” paparnya.
Faktor keempat karena tidak bisa mengelola sumber daya manusia (SDM). “Bukan modal yang sebenarnya menghancurkan usaha. Tapi karena faktor tidak bisa memperhatikan dan mengelola SDM, terutama di awal memulai usaha,” tegasnya.
Faktor kelima karena tidak mempunyai rencana bisnis. Budi menjelaskan, seorang pelaku usaha harus memiliki rencana bisnis yang matang sehingga usahanya dapat berkembang dengan baik.
“Pada awal memulai bisnis memang dibutuhkan kenekatan agar bisnis segera mulai. Tapi kenekatan itu jika tidak ditunjang dengan rencana bisnis, maka akan mudah sekali mengalami kegagalan,” terangnya.
Di akhir paparannya, Budi berpesan kepada peserta temu bisnis agar membangun usaha yang memiliki masa depan. Tidak hanya sekadar menuruti kesukaan hati semata.
“Orang maju itu adalah mereka yang mempunyai mimpi besar,” tandasnya. (Aan)