PWMU.CO-Hati yang ikhlas berpengaruh besar pada proses metabolisme tubuh yang membuat seluruh organ bisa bekerja dengan baik sesuai pekerjaan yang dilakukan. Karena dalam otak ada hipotalamus yang memerintahkan kelenjar bekerja sesuai niat hati.
Demikian dijelaskan oleh dr Tjatur Prijambodo saat Pengajian Rutin Majelis Taklim yang diselenggarakan Ikatan Walimurid (Ikwam) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya di The Millenium Building, Kamis (18/1/2018).
Baca juga: Rujakan Diselingi Rapat Ikwam Berlian School, Hasilnya Mengejutkan
Dokter Tjatur menjelaskan, hipotalamus bertanggung jawab untuk beberapa proses metabolik tertentu dan aktivitas lain dalam sistem saraf otonomik serta mempersatukan dan mensekresikan hormon saraf. Hipotalamus juga mengendalikan rasa kantuk, kencing, haus, lelah, dan seterusnya. ”Hipotalamus akan bekerja dengan baik kalau niat kita hanya karena ridho Allah. Jika tidak ada niat mencari ridho Allah maka kita tidak dapat mengikuti majelis taklim dengan baik dan akan sia-sia,” katanya.
Jika datang ke majelis taklim dengan ikhlas, sambung dia, saat itu pula hipotalamus memanggil telinga, mata, ginjal, dan lambung. Hipotalamus memanggil telinga agar mendengar dengan baik saat ustadz menyampaikan tausiyah. Hipotalamus memanggil mata agar melihat materi yang disampaikan dengan baik. ”Hipotalamus memanggil ginjal agar ketika ustadz ceramah kita tidak sering pergi WC untuk buang air kecil,” ujar Tjatur yang juga Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo.
Selain itu, Tjatur mengatakan, manusia wajib bersyukur, betapa besar nikmat Allah yang diberikan kepada. ”Oksigen yang kita hirup, kalau dihitung per orang setiap tahun setara uang Rp 5 miliar, coba bayangkan kalau kita harus membayar uang sebesar itu setiap tahun,” katanya.
Orang-orang yang dirawat di rumah sakit membutuhkan oksigen, lanjutnya, membayar cukup mahal agar bisa mengirup oksigen. Itu pun bukan oksigen murni, tetapi oksigen buatan. ”Sekali lagi kita harus bersyukur diberi kesehatan bisa mengirup oksigen murni dengan gratis,” tandasnya.
Pria yang menjadi Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim itu menjelaskan, kehidupan di zaman sekarang beda dengan zaman dulu. Seiring perkembangan zaman, tuntutan kebutuhan semakin tinggi, kalau tidak disikapi dengan bijak maka bisa menyebabkan stres. ”Kalau tidak ingin stres, harus sabar, syukur, dan ikhlas,” pesannya. (Anang)