PWMU.CO– Ada yang lain di SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi, Kamis (18/1/2018). Karena hujan murid-murid berlatih Hizbul Wathan di ruang perpustakaan. Hari ini pelajaran mengenal ular yang wajib diketahui oleh anggota HW yang suka berpetualang di alam bebas.
Ketika ular dikeluarkan oleh Rakanda Fuad Nirwantoro, pelatih HW, para murid langsung berteriak takut-takut. Tak terkecuali Amira Arnis. Awalnya dia merasa takut dan geli sehingga beberapa kali bertukar posisi pindah ke belakang temannya.
Namun begitu Moci, nama ular jenis molu hasil perkawinan sanca dengan piton, sudah berada di tangannya dan aman-aman saja maka dia langsung tersenyum lebar. Rasa takutnya hilang berubah jadi geli. “Ihhh geli,” katanya tertawa saat ular itu merambat ke lengannya.
Melihat itu semua temannya berani memegang ular bergiliran. Amira malah maju kembali untuk memegang moci lebih lama lagi. ”Asyik ternyata main ular,” ujarnya.
Baca juga: Tak Boleh Jumawa, meski SDM 1 Banyuwangi Juara Umum 3 Kejuaraan Panahan
Kakaknya yang selesai berlatih panahan masuk perpustakaan ikut nimbrung. Amira menyodorkan ular itu ke kakaknya agar dipegang. Tapi kakanya bergidik, menolak merasa geli dan takut. Pengumuman materi HW hari ini mengenal ular menimbulkan rasa ingin tahu siswa dari ekskul lain mengikuti acara ini. Waktu jam ekskul berakhir anak-anak tetap bertahan di perpustakaan sekadar ingin tahu dan memegang Moci.
Fuad Nirwantoro menjelaskan, pengetahuan tentang ular pilihan materi untuk kelompok HW tingkat Athfal dalam mengawali latihan di permulaan semester genap ini. “Ular itu makhluk hidup dan ingin diperlakukan sama dengan manusia,” kata Fuad kepada kader HW. ”Ular juga butuh makan, diperhatikan dan butuh disayang,” tandasnya.
Selain itu, sambung dia, murid-murid harus tahu jenisnya agar kita tidak mendapat bahaya. Terutama jenis ular berbisa. ”Semakin cerah warna kulit ular maka bisa atau racunnya semakin membahayakan. Untuk itu harus ditangani oleh orang dewasa, jangan pernah mencoba menangani sendiri,” pesan Fuad, anggota bidang kebencanaan Kwarda HW Jawa Timur yang juga aktivis Banyuwangi SAR Independen. (Yulia)