PWMU.CO-Berkah berdatangan mengalir ke SMP Muhammadiyah 13 Campurejo Panceng Gresik. Sekolah baru yang dibuka tahun ajaran 2017/2018 dan menggratiskan biaya ini mendapatkan tanah wakaf dan bantuan laptop.
”Alhamdulillah mulai berdatangan para aghniya untuk mewakafkan sebagian harta mereka untuk mendukung kemajuan sekolah ini,” kata H. Amsikul Ma’arif SAg penggagas berdirinya sekolah yang dikenal dengan sebutan Hamas School ini dihubungi Ahad (21/1/2018).
Baca juga: Spirit Sosial KH Ahmad Dahlan Dipraktikkan Hamas School
Dengan pertimbangan berada di daerah pedesaan, sekolah ini dirancang bebas biaya apapun. Mulai dari uang gedung, SPP, ekstrakuriler, semester dan lainnya. Operasional dibiayai oleh dana infak dari donatur. ”Walaupun gratis, pengelolaan Hamas School tidak asal-asalan, tapi dikelola sebaik mungkin. Sekolah desa berbau kota,” kata Amsikul yang anggota Majelis Tabligh PWM Jatim.
Karena berkah menggratiskan dan rasa ikhlash dalam mengelola lembaga ini, sekarang mulai berdatangan para aghniya yang percaya dengan pengelola sekolah dan kualitasnya. Tanah seluas 666 meter persegi yang dipakai sekolah ini berdiri merupakan wakaf dari Hj. Romlah/Shonhaji dan saudaranya-saudaranya. ”Hj Romlah yang salah satu dosen Unmuh Malang tersebut akan mewakafkan lagi tanah di sini,” cerita Amsikul saat berkunjung di rumah Hj Romlah di Kota Malang.
Hal senada juga disampaikan Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah. Dia menceritakan, mendapat sumbangan empat laptop dari Senior Manajer PLN dari Jakarta, Zaenal dan TV Led serta satu laptop dari Hon Jaelani, Gresik. ”Tidak hanya itu ada puluhan peralatan laboratorium IPA wakaf dari Bapak Khairul, direktur Dare and Dare dari Surabaya,” tuturnya.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Gresik M. Fadloli Aziz mengantarkan Hon Jaelani berkunjung ke Hamas School. Saat Hon Jaelani melihat peralatan Lab IPA, dia memujinya sangat bagus. ”Katanya, sekolah baru sudah memiliki peralatan IPA sebanyak ini yang nilainya ratusan juta, padahal sekolah yang bagus dan besar saja belum tentu punya,” cerita Nurul. (Nurkhan)