PWMU.CO – Menyampaikan sebuah materi atau pelajaran tak melulu di dalam ruangan atau kelas. Seperti yang dilakukan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dalam kegiatan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) yang diadakan di Trawas, Mojokerto, Senin-Kamis (22-25/1/18).
Materi bagaimana menyelesaikan masalah di sekolah dikemas dengan Rope Knots Game dalam sesi Sinergy Building, Rabu (24/1/18). Dipandu dua fasilitator yang kocak Eko Hardiansyah MPsi dan Aziz Badiansyah MPd, game ini menjadi sangat meriah dan menarik.
Eko—sapaan akrab Eko Hardiansyah— menjelaskan, dalam game ini ketua kelompok memegang tali rafia sejumlah anggota kelompoknya dengan posisi pegangan di tengah panjang ruas tali.
“Setiap anggota kelompok harus menarik satu tali dan memegang salah satu ujung tali di tangan kiri. Ujung tali yang lain dipegang oleh anggota yang lain di tangan kanan. Begitu seterusnya hingga semua anggota kelompok memegang semua ujung tali di tangan kanan-kirinya. Setelah itu, ketua kelompok melepas pegangan dan tugas semua anggota kelompok untuk mengurai tali yang mbulet itu tanpa melepaskan ujung tali dari tangannya,” jelasnya.
Sementara itu, Aziz mengungkapkan, tali yang mbulet dianalogikan sebagai masalah yang rumit. “Seorang pimpinan harus mampu mengurai simpul masalah tanpa menyakiti atau mengurangi hak, kewajiban, dan status timnya. Karena itu seorang pimpinan harus mampu mengelola timnya di sekolah dalam menyelesaikan suatu masalah bersama,” jelasnya memaknai arti game tersebut.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Phony Adityawan Mulya yang ikut mendampingi sinergy building menjelaskan, sebenarnya problem solving itu membutuhkan beberapa bahan baku seperti yang ada dalam Rope Knots Game.
“Ada teamwork, kesabaran, kejelasan tugas anggota, dan change management (mengelola perubahan), seperti kegiatan pindah posisi, menerobos tali, mengangkat kaki, dan memutar badan (sebagai simbolnya),” jelasnya.
Tak kalah penting, lanjutnya, aspek waktu dan kompetensi pimpinan sebagai leading sector yang mengarahkan juga berpengaruh.
Phony menambahkan, ada kalanya simpul atau tali yang tidak dapat diurai, jika terpaksa, sebagai pilihan terakhir, harus diputus.
“Ini demi kebaikan organisasi atau lembaga di masa mendatang,” tambahnya.
Semangat! (Vita)