
PWMU.CO – Best Practice mengakhiri kegiatan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) 2018 yang diadakan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Grand Whiz Hotel, Trawas, Mojokerto, Kamis (25/1/18).
Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Arbaiyah Yusuf MA menyampaikan, empat kepala sekolah yang dihadirkan mempunyai keunggulan berbeda.
“Hal ini bertujuan supaya keempat kepala sekolah tersebut dapat berbagi tips dalam mengembangkan sekolahnya sesuai keunggulan masing-masing, sehingga dapat menginspirasi kepala sekolah yang lainnya,” jelasnya.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo Aunur Rofiq, MSi menyampaikan, untuk menjadi besar, semuanya berpangkal pada kemauan kita. “Kepintaran, keahlian, dan keterampilan itu nomor sekian. Mari kita explore ide-ide kreatif kita baik dalam bidang pembelajaran maupun pelayanan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, wali murid kita itu sangat menghargai proses, bukan hasil. “Jadi, ayo jangan berputus asa, tetap semangat, dan bekerja keras,” pesannya.
Kepala SD Muhammadiyah Manyar Gresik Ahmad Faizun SSos mendapat kesempatan untuk menyampaikan tentang Sekolah Berbudaya Sains.
“Tidak ada seleksi penerimaan siswa baru di sekolah kami. Jadi jika ada yang mengatakan anak-anak sekolah kami adalah anak-anak pilihan sejak awal, itu tidak benar,” tegasnya.
Ustadz Faiz —begitu ia biasa dipanggil— menjelaskan, sekolahnya mempunyai tim bina prestasi yang sudah terorganisir dengan baik.
“Tiap-tiap klub harus mengadakan pembinaan rutin harian, sehingga pembekalan siswa lebih optimal,” jelasnya berbagi tips dengan peserta.
Ia juga menambahkan, tiap tahun sekolahnya mendapat penghargaan Sekolah Peneliti Cilik dalam ajang Kalbe Junior Scientist Award.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Pahri SAg MM mengingatkan peserta, penampilan diri alias performance yang bagus merupakan modal awal yang harus dimiliki guru, khususnya kepala sekolah.
“Ini seringkali kurang menjadi perhatian kepala sekolah termasuk guru-guru Muhammadiyah. Nah kalau kita mau membangun jaringan, orang lain itu pasti melihat performance,” jelasnya.
Pahri menambahkan, kemampuan komunikasi dalam membangun jaringan juga harus meyakinkan. “Seorang kepala sekolah jangan melulu berada di balik mejanya. Keluarlah! Bangun jaringan di mana-mana. Belajarlah ke berbagai tempat untuk menemukan inspirasi-inspirasi kreatif lain,” pesannya.
Selanjutnya, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Wigatiningsih MPd menjelaskan, sekolahnya menjadi besar karena berhasil menjual layanan.
“Jadi, wali murid itu tidak hanya mendapatkan excellent service, tapi juga excellent satisfaction. Bukan sekedar layanan yang baik, tapi bagaimana mereka menjadi terpuaskan dengan layanan itu,” tegasnya.
Bahkan, lanjutnya, berikan apresiasi untuk prestasi apapun kepada siswa, walaupun itu kecil. “Hal ini akan menjadi iklan berjalan yang luar biasa bagi sekolah, karena siswa pasti cerita ke orangtuanya dan wali murid akan menceritakan ke khalayak umum tentang sekolahnya,” pesannya.
Sekolah Muhammadiyah, take action now! (Vita)
Discussion about this post