PWMU.CO – Nama Karina memang populer di kalangan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PPRA) Desa Mencorek, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan.
Setiap Rabu pukul 13.00-15.00 WIB, ia selalu didatangi oleh ibu-ibu muda yang tergabung dalam Nasyiatul Aisyiyah (NA) atau yang akrab disebut Nasyiah.
Tapi Karina yang ini beda. Ia bukan nama seorang perempuan muda. Karina adalah akronim dari Kajian Rutin Nasyiatul Aisyiyah. Sebuah forum kajian yang mengangkat beragam tema. Mulai dari keperempuanan, sejarah, tilawah Quran, cooking class, hingga keterampilan.
Pada Karina yang berlangsung Rabu (24/1/18) lalu, di Mushala Nurul Islam Desa Mencorek, hadir Zu’amatul Muslimah untuk membawakan materi praktis tentang Embroidery Art atau Kriya Sulam.
Embroidery adalah keterampilan menyulam dengan hiasan yang dibuat di atas kain dengan jarum jahit dan benang. Orang bisanya menyebutnya: mbordir.
Keinginan untuk menghasilkan karya terbaik membuat mereka tidak sungkan bertanya jika ada yang belum jelas. Mereka sangat antusias dan serius dalam belajar menyulam.
Saking semangatnya, para peserta pun seolah tidak ingin mengakhiri Karina pada hari itu.
Kepada PWMU.CO Zu’amatul Muslimah bercerita bahwa dia mendapatkan ilmu embroidery ketika masih kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI). Materi tentang pengenalan macam-macam tusuk itu dia peroleh pada pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK).
“Pas awal tahun 2017 dapat undangan nikah dari teman. Waktu itu agak baper dan pusing cari Kado. Saya coba browsing kado nikahan, nemu kado unik hoop art embroidery. Akhirnya materi KTK yang saya dapatkan kelas 5 MI tentang macam-macam tusuk itu saya praktikkan lagi,” tutur Alumni IMM Reformer UIN Malang yang akrab disapa Zu’a itu.
Atas ketekunan yang dimiliki, telah banyak pesanan embriodery yang dia terima. Bahkan pesanan tidak hanya di pulau Jawa, melainkan telah merambah ke luar Jawa.
Selain itu Zu’a juga membuka kursus bagi siapa saja yang ingin belajar tentang embriodery. “Alhamdulillah sih, baper yang berfaedah,” ujarnya sambil tertawa.
Jayalah Karina! (Nely Izzatul Maimanah)