PWMU.CO-Tepukan tangan dan teriakan gembira sekitar 400 siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) kelas XII bergema penuhi ruangan lantai 13 At-Tauhid Tower, Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Jl. Sutorejo, Sabtu (27/2018).
Mereka menyambut kehadiran Umi Dayati MPd, psikolog dari Universitas Negeri Malang (UM). Umi Dayati sangat dinanti-nantikan kehadirannya oleh siswa karena paparannya mengundang gelak tawa. Mereka pernah bertemu dengan Umi pada Oktober 2017 pada acara Sharing and Enlightenment Day.
Kali ini Umi hadir untuk memberikan motivasi kepada siswa yang akan menghadapi ujian. Acara pemantapan spiritual yang bertajuk Sukses dengan Motivasi Spiritual merupakan acara tahunan yang diselenggarakan SMAMDA untuk siswa kelas XII.
Baca juga: Asyiknya Murid SMAMDA Belajar Tanam Padi di Sawah
”Hari ini mantapkan hati untuk semangat ujian, positif melihat ujian, jangan takut,” ungkap Umi memotivasi. ”Siswa takut karena tidak siap. Rilek saja ketika ketika hadapi ujian,” ujarnya. Untuk merilekkan pikiran siswa, Umi mengajak siswa menggerakkan tangan sambil meneriakkan istilah dalam gerakan.
Ada empat gerakan saat tangan kanan memegang kepala maka kata yang diucapkan adalah intelektual. Pegang pundak mengucap actual, pegang perut (hati) teriak emosional, dan menyatukan ujung jari kedua tangan ucapakan spiritual. Empat gerakan yang dilakukan berulang-ulang ini mempunyai makna yang menarik.
Gerakan pertama, intelektual artinya siswa harus menyiapkan ujian dengan belajar. Gerakan kedua menyebut actual, artinya do it ketika siswa akan menghadapi ujian harus mampu mengatur waktu belajar, belajar teratur. Emosional artinya siswa jangan sampai stres karena belajar, atau takut menghadapi ujian serta bisa mengontrol emosi. Yang terakhir adalah spiritual artinya siswa harus membuat hatinya mantap menghadapi ujian, siswa yang tangguh dan berpikir positif dalam menghadapi.
”Jika ada orang tua atau guru yang mengingatkan ujian maka siswa bisa menjawab, saya siap ujian dengan penuh percaya diri,” kata Umi.
Selain gerakan, Umi banyak mengajak siswa untuk menyanyi bersama bertujuan membuat siswa gembira sehingga otak kanan mereka terbuka. “Fisik dan psikis anak anak lelah belajar, les, mengikuti try out,” katanya. Kelelahan ini harus diurai, jadi tidak sampai stress menghadapi ujian. Siswa harus tetap diizinkan ngemall, main musik dan kumpul dengan teman temanya. Jadi otak kanan dan kiri seimbang, pikiran rilek. (puspitorini)