PWMU.CO – Anggapan bahwa bercocok tanam dengan cara hidroponik itu susah dan mahal, ditepis Ketua Hipala (Hidroponik Paciran Lamongan) Ika Iswahyuni.
“Jangan beranggapan bahwa hidroponik itu mahal, karena bahan-bahannya bisa dibuat dari benda daur ulang,” tuturnya, saat menjadi pemateri Pelatihan Hidroponik dalam kegiatan triwulan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Sumberagung, Kecamatan Brondong, Kabupatena Lamongan di Perguruan Muhammadiyah Sumberagung, (28/1/18).
Ika—panggilan akrabnya—menyampaikan hal itu untuk memberikan semangat kepada kader Nasyiah yang ingin belajar tentang hidroponik. Bahwa hanya berbekal botol bekas air minum hidroponik dapat diwujudkan.
“Banyak manfaat yang kita dapatkan kalau ingin menekuni hidroponik, karena tidak membutuhkan lahan banyak. Sayuran yang dihasilkan lebih segar, kriuk, dan tentu lebih sehat karena antipestisida,” ujarnya
“Ini sudah saya praktikkan kepada anak saya sendiri. Sebelum-sebelumnya anak saya tidak pernah mau makan sayur, meskipun saya coba ubah dalam bentuk jus atau yang lain. Ketika saya coba berikan jus sayur hasil hidroponik dia langsung mau. Karena rasa sayurnya berbeda,” terangnya.
Menurut Ika bertani hiroponik itu harus ikhlas, telaten, dan gembira. “Maka pasti 90 persen berhasil,” ucapnya menyemangati.
Sementara itu Ketua PRNA Sumberagung Ifqi Fitriati berharap dengan adanya pelatihan hidroponik ini mampu menumbuhkan kreativitas dan produktivitas anggota Nasyiah.
Acara pelatihan hidroponik ini dihadiri oleh jajaran Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang ada di Desa Sumberagung. Kegiatan diakhiri dengan pembagian doorprize dari QiQi Galery dan Ayunda Frozen. (Nely Izzatul Maimanah)