PWMU.CO – Menjalankan shalat gerhana berarti menjalankan sunah nabi. Salah satu sunnatullah yang diperlihatkan Allah adalah peristiwa gerhana.
Itulah intisari dari khutbah shalat Khusuf (gerhana bulan) yang disampaikan Dr Hidayatullah MSi di Masjid An Nur, Sidoarjo, Rabu (31/1/18).
Di hadapan 500 lebih jamaah yang hadir, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu menegaskan fenomena gerhana bukanlah sebab kematian atau kelahiran seseorang.
“Alquran menjelaskan jika gerhana merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta. Maka ketika ada gerhana berdoalah dan shalatlah,” Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur tersebut.
Di sisi lain, kata mantan Kepala Smamda Sidoarjo ini, jika hari ini melihat gerhana secara langsung kemungkinan tidak akan bisa dikarenakan langit gelap gulita kena mendung. Jika seperti itu, bisa jadi kita tidak dapat melaksanakan shalat, sebab gerhana tak terlihat.
“Maka pengertian rukyat, ada dua: rukyat bil ‘aini dan bil ‘ilmi. Muhammadiyah menggunakan hisab sebagai wujud rukyat bil ‘ilmi,” ungkapnya. Masa Rasulullah, lanjut Hidayat, masih menggunakan bil ‘aini, sebab pengetahuan masih sangatlah terbatas.
Lantas, Muhammadiyah menggunakan pedoman dari mana? “Muhammadiyah yang menggunakan hisab juga tidak terlepas dari pedoman dasar Alquran,” ungkap Dayat, panggilannya.
“Seperti yang ada dalam salah satu ayat di surat Yusuf, yang menjadi dasar hisab sebagai perhitungan ilmu pengetahuan yang notabene di dapat dari hasil perhitungan peredaran benda-benda langit.
“Maka hari ini kita shalat melihat jam, tidak melihat matahari adalah buah dari ilmu hisab,” ucapnya.
Tidak lupa, Dayat juga menyampaikan dalam Ali Imran ayat 190 ada penegasan golongan Ulil Albab. Siapakah dia? Dialah orang yang bisa memahami ilmu pengetahuan dan menggunakan akal budinya.
Pada ayat setelahnya, Ulil Albab dikatakan orang yang selalu dzikir, mengingat Allah dalam segala keadaan. Baik saat duduk, berdiri, ataupun berbaring. “Golongan Ulil Albab ini akidahnya beres kepada Allah, karena dia tidak mempersekutukan Allah, sebab dia mensucikan Allah dalam tiap dzikir,” ujarnya. Selain itu golongan ini juga memperhatikan benda-benda yang ada di langit,” tambahnya.
Apa pelajaran dari peristiwa gerhana? Dalam permulaan surat Al Hadid, disebutkan semua makhluk di jagad raya bertasbih di hadapan Allah. Tak terkecuali manusia.
Manusia, kata Dayat, baik sebagai bagian dari makrokosmos ataupun mikrokosmos alam raya harusnya juga bertasbih dan menyucikannya. “Tidak menyekutukan Allah dengan yang lain,” pesannya.
Usai shalat khusuf yang diimami Ustadz Kholidi tersebut, dibagikan air mineral dan snack. (Das)