PWMU.CO – Sebut saja namanya Imam Nawawi, seorang kepala rumah tangga dengan 5 anak. Dalam keseharian, dia sering mendengar perkataan “baiti jannati” (rumahku adalah surgaku), yang sering disebut sebagai hadits Nabi Muhammad saw.
Namun, dia mulai ragu saat seorang muballigh menyatakan bahwa perkataan itu bukan sebuah hadits. Pertanyaannya kemudian, apakah ungkapan itu memang berasal dari Rasulullah saw, terus bagaimana kedudukannya: shahih atau tidak?
Dalam pandangan almarhum KH Mu’ammal hamidy, “Baiti Jannati”, rumahku adalah surgaku, memang sangat popular. Terutama ketika membicarakan masalah pernikahan. Sehingga kalimat tersebut dikatakan sebagai hadits Nabi.
“Tetapi sepanjang telaah saya dalam beberapa kitab hadits, belum menemukan siapa yang meriwayatkan kalimat tersebut. Kalimat tersebut ternyata laa ashla lahu, tidak ada ujung pangkalnya yang dalam ilmu hadits biasa disebut hadits/riwayat palsu,” jelas Mu’ammal dalam “Islam dalam Kehidupan Keseharian”.
Kendati demikian, substansi kalimat ini sangat baik. “Ia dapat memberikan motivasi pembinaan rumah tangga layaknya surga yang penuh kebahagiaan dan kedamaian, serta jembatan menuju surga.”
Karena itu, sambil kita terus mencari sumber aslinya, barang kali ada pembaca yang menemukannya. Tentu PWMU.CO akan sangat senang. Bukankah begitu? (redaksi)