PWMU.CO-Senyuman lebar dan wajah sumringah terpancar dari wajah Franziska Bernlocher saat dijemput di Bandara Juanda, Sabtu (3/2/2018) pukul 14.30. Dia guru tamu dari Jerman yang mengajar di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mulai Senin (5/2/2018).
“I am very happy, many people pick me up,” ungkap Franzi, panggilan akrab Franziska. “In my country there are not many people to pick up guest from the airport.”
Ia sangat senang karena banyak yang menyambut kedatangannya di Bandara. Di negaranya tidak ada penyambutan tamu seramai ini. Ia juga bercerita ketika ia tiba di Jakarta banyak orang yang minta berfoto dengannya.
Baca Juga : Guru dari Jerman Mengajar di SMAMDA Februari Mendatang
Suasana menggembirakan dalam perjalanan ini langsung membuat lelahnya hilang. Penerbangan dari Jerman ke Jakarta ditempuh selama 15 jam. Penerbangan dari Jakarta-Surabaya sebenarnya hanya sejam tapi delay membuatnya lama menunggu di Cengkareng.
Sore itu yang menjemput Franzi memang berombongan ada enam orang. Ada Kepala SMAMDA Astajab, didampingi para guru Mas’ad Fachir, Tanti Puspitorini, Ratna Yuliawati, Alif Jatmiko dan Yulianto.
Franzi adalah Exchange Participant AIESEC atau peserta pertukaran relawan guru dari organisasi AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales). Dia tinggal di Surabaya selama 1,5 bulan. Pertengahan Maret dia pulang.
Dari Bandara Juanda, penjemput mengajak Franzi makan siang ke restoran. Wakasek Humas Tanti Puspitorini memesan gurami goreng, tumis sawi, dan sup iga. Minuman pesan sendiri-sendiri. Franzi memilih es buah campur tapi tanpa es.
Saat gurami goreng panas disajikan ke atas meja oleh pelayan, Franzi seperti heran dan berkomentar, ”Hmm..this is the real fish?” Para guru di sebelahnya melongo dan tertawa mendengar komentar yang dianggap lucu itu.
Ia menjelaskan di negaranya penyajian makan hanya fillet ikan saja, bukan ikan utuh seperti ini. Rombongan pun tertawa semua mendengarnya. Saat mulai makan ia banyak mengambil sambal di depannya dengan lahap.
Ketika menikmati es buah, ia berkomentar lagi, “I can’t find fresh fruit in my country.” Dia mengatakan, sangat jarang bisa menikmati buah segar di negaranya. Seolah rasa buah di sana sangat hambar.
Di perjalanan menuju host family, ia terkejut melihat lalu lintas yang begitu padat. Banyak sepeda motor. Pemandangan yang tidak pernah ia jumpai di negaranya. Ketika melihat mobil BMW lewat, ia berteriak girang, ”BMW, itu mobil dari Jerman.”
Sore itu hujan lebat. Pengendara motor memakai jas hujan kelelawar. Tiba-tiba lewat pengendara motor berboncengan tapi memakai satu jas hujan kelelawar sehingga yang dibonceng menelusup di balik jas hujan. Mendadak Franzi tertawa terbahak-bahak melihat pengendara motor itu. Dua orang tapi hanya punya satu kepala, katanya. “Wow, that’s funny, but that’s cool,” ucapnya sambil tertawa.
Ketika ia melewati masjid di pinggir jalan, ia takjub dan ingin diajak mengunjungi masjid. Ia ingin masuk dan melihat lihat isi di dalamnya. Kami menjanjikan akan mengajaknya ke Masjid Al Akbar Surabaya. Selain masjid ia juga terpesona dengan banyaknya mall di Surabaya. Ia juga berkeinginan mengunjungi mall untuk membeli beberapa potong baju.
Tepat pukul 17.00 kami sampai di rumah host family. Rumah siswa berlokasi di daerah Panjang Jiwo. Setelah berkenalan dan ngobrol santai dengan keluarga barunya, rombongan SMAMDA berpamitan. Franzi pasti lelah dan ingin segera beristirahat. Hari Senin (5/02/2018) akan ada 1.045 siswa yang akan menyambutnya. Ia pasti sangat senang. (Puspitorini)