PWMU.CO-Olimpiade Ahmad Dahlan tingkat SMP/MTs yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Ahad (4/2/2018), diadakan untuk wilayah eks Karesidenan Bojonegoro meliputi Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro. Ternyata ada peserta spesial yaitu SMP Muhammadiyah 5 Ngoro, Mojokerto yang mendapat undangan khusus mengikuti acara ini.
Tapi tidak diduga perjalanan delegasi SMPM 5 Ngoro menuju tempat acara di SMAM 9 Brondong tidak semulus rencana. Harus tersesat jalan sampai empat kali karena di antara rombongan belum pernah ke Brondong, daerah pesisir utara ini.
Baca Juga: Olimpiade Ahmad Dahlan Tingkat SMP Digelar di Brondong
“Kami itu mendapat undangan untuk mengikuti olimpiade ini, meskipun kami bukan berasal dari eks Karesidenan Bojonegoro. Undangan khusus sebagai tamu pada olimpiade ini,” kata Ibu Yeni, pendamping siswa SMPM 5 Ngoro mengawali cerita.
Yeni menuturkan, tahun 2018 ini kedua kalinya SMPM 5 Ngoro Mojokerto diundang dalam ajang ini. Dua tahun yang lalu, pada Olimpiade Ahmad Dahlan SMP/MTs 2016 juga telah diundang. ”Dulu tempat pelaksanaan olimpiade di Pondok al-Mizan Lamongan,” katanya.
“Karena kami yang berasal dari Mojokerto yang jauh dari Lamongan. Tentu kami juga banyak berpikir tentang keikutsertaan olimpiade ini,” ucapnya. Ia juga memaparkan baru menyadari beberapa hari sebelum pelaksanaan lomba, kalau ternyata tempat pelaksanaan lomba tahun 2018 kali ini berbeda dengan tahun 2016.
“Saya awalnya berpikir tempatnya sama dengan tahun sebelumnya, ternyata setelah saya lihat undangan beda. Maka saya searching dan bertanya-tanya pada kerabat saya, ternyata tempat kali ini lebih jauh,” tuturnya.
Dia menuturkan, para pembina olimpiade dari SMPM 5 Ngoro mengaku bingung dengan perjalanan begitu jauhnya. Sempat ada keinginan menginap di Bojonegoro terlebih dahulu tetapi takut biaya transportasi jadi mahal. Maka ia dengan segenap peserta memutuskan menginap di sekolah. Dengan menyewa dua bus mini berangkat pukul 03.00 pagi dari Mojokerto. Mencari lokasi acara di SMAM 9 Brondong harus tersesat jalan empat kali karena belum tahu daerahnya.
“Kami berangkat pukul 03,00, kesasar empat kali akhirnya sampai di tujuan pukul 07.30. Selama empat jam setengah kami dalam perjalanan. Meski sempat putus asa, tapi saya benar-benar terenyuh ketika melihat semangat murid-murid saya yang luar biasa ini,” ucapnya dengan begitu sumringah.
Akhirnya penantian delegasi SMPM 5 Ngoro Mojokerto ini pun tak sia-sia karena salah satu muridnya berhasil masuk ke babak final dan mendapatkan medali juara harapan 1 IPA Terpadu atas nama Sausan Nurmida Azhar. (Novi Indriani)