![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2018/02/IMG_20180212_200503_249.jpg?resize=904%2C609&ssl=1)
PWMU.CO – Membangkitkan ghirah ber-Muhammadiyah melalui pengajian merupakan ruh dari Muhammadiyah. Pengajian dapat memberi energi baru bagi jamaahnya.
Seperti yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Simokerto setiap dua bulan. Bertempat di Aula Buya Hamka Perguruan Muhammadiyah Kapasan Surabaya, pengajian At-Tanwir ini bertema “Jihad Ekonomi melalui Muhammadiyah”, Ahad (11/2/18).
Kajian ini diikuti oleh seluruh elemen keluarga besar Muhammadiyah cabang Simokerto, mulai dari unsur PCM, Majelis, organisasi otonom (ortom) tingkat cabang, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), kepala sekolah, guru, dan karyawan dari TK ABA 17, TK ABA 65, SD Muhammadiyah 10, SD Muhammadiyah 17, SMP Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 1, SMK Muhammadiyah 1, serta jamaah masjid di seluruh cabang Simokerto.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Drs H Syaifuddin Zaini MPdI memberi apresiasi kepada PCM Simokerto yang telah menghadirkan pembicara dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Menurutnya, ini akan memudahkan gerak langkah Pimpinan Daerah dalam menjalankan roda persyarikatan. Lebih lanjut, Syaifudin—sapaan akrabnya— menyampaikan pentingnya jihad ekonomi di Muhammadiyah sambil mencontohkan jihadnya Utsman bin Affan dalam membebaskan sumur dari orang Yahudi, yang diperuntukkan untuk kemaslahatan umat Islam.
“Demikian pula apa yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat nabi yang sukses dalam berbisnis, yang kemudian hasil usahanya sebagian besar diperuntukkan untuk perjuangan agama Islam,” tuturnya.
Sementara itu, Dr KH Anwar Abbas MM MAg yang didaulat memberi pencerahan pada pengajian kali ini menyampaikan pentingnya jihad ekonomi melalui Muhammadiyah.
“Barang siapa yang memberi sesuatu pada seseorang, maka engkau akan bisa menguasai orang tersebut untuk di perintah-perintah. Dan barang siapa yang meminta-minta sesuatu, maka engkau akan menjadi tawanan,” ujarnya menyitir perkataan Ali bin Abi Thalib.
Lebih lanjut, Anwar Abbas bertanya kepada jamaah. “Siapakah orang yang menjadi penentu bangsa Indonesia ini?“ tanya Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Ekonomi ini.
“Yang punya duit!“ jawab salah satu jamaah.
“Nah, itu dia!” sahutnya merespon jawaban jamaah.
Menurutnya, hampir semua pemimpin negeri ini, mulai dari walikota atau bupati, gubernur, sampai presiden dikendalikan oleh duit, karena mereka yang mencalonkan diri tidak lepas dari dukungan dana yang diberikan oleh pemodal.
“Maka, sudah menjadi sangat nyata perkataan Ali bin Abi Thalib 14 abad yang lalu. Siapa yang meminta-minta, maka ia akan menjadi tawanan,” tegasnya.
Ia kemudian menjelaskan beberapa bukti kasus di negeri ini. “Kenapa ketika ada kasus korupsi Rp 1 milyar beritanya luar biasa? Karena yang melakukan pejabat muslim. Tetapi giliran yang korupsi mereka, Rp 35 trilyun, mana beritanya? Gak ada kan?” ungkapnya kepada jamaah.
Hal ini, lanjutnya, terjadi karena yang menentukan bangsa ini bukan umat Islam, tapi mereka yang yang punya dana besar, yang bisa memberi sangu pejabat, atau yang punya media.
“Karenanya, Muhammadiyah juga harus bangkit ekonominya. Anak-anak Muhammadiyah jangan hanya diminta menjadi pegawai, tapi harus ada yang jadi pengusaha,” pesannya penuh penekanan.
Sementara ini, ia merasa Muhammadiyah baru bisa dilihat dari sekolahnya, perguruan tingginya, maupun rumah sakitnya. Sementara yang lain belum terlihat.
“Saya yakin, dengan membangkitkan ekonomi, Muhammadiyah pasti mampu memiliki kapal pesiar ataupun pesawat Muhammadiyah Airline. Dan mimpi ini bisa menjadi kenyataan kok,” tutur Sekjen Majelis Ulama Indonesia ini dengan berapi-api sambil menepuk pipinya berulang-ulang.
Ia kemudian mengatakan, dirinya tidak sedang bermimpi. “Ini beneran, Muhammadiyah pasti bisa!” gumamnya disambut tepuk tangan para jamaah.
Selanjutnya, ia mengajak semua elemen Muhammadiyah untuk menggerakkan ekonomi, baik yang sudah ada seperti Roti Al-Maida atau yang lainnya.
“Bukan saja menggerakkan ekonomi keluarga, tapi juga ekonomi umat. Agar umat Islam lebih bermartabat di negerinya yang mayoritas Islam ini,” pesannya mengakhiri kajian.
Bismillah, we can if we are sure! (Abi Saffa/AK)
![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2018/02/IMG_20180212_200605_258.jpg?resize=696%2C464&ssl=1)
Discussion about this post