PWMU.CO – Salah satu ciri Muhammadiyah adalah gerakan, organisasi yang terus bergerak. Selalu berangkat dari pengalaman yang ada untuk diperbaiki agar ke depan lebih baik. Karena itu, sebuah kepemimpinan, tidak terkecuali di Muhammadiyah, harus punya indikator atau tolok ukur dalam menilai kesuksesan pemimpin. Yang paling sedikit, ada 5 indikator. Begitulah salah satu pesan Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, DR dr Sukadiono, dalam pelantikan bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM/A) 2015-2020, serta Pimpinan Kwartir Daerah Hizbul Wathan (HW) Kabupaten Bondowoso 2015-2020,(24/4).
“Tentu banyak ukuran yang bisa dijadikan tolok ukur kesuksesan kepemimpinan. Tapi saya hanya akan menyampaikan 5 saja,” kata Sukadiono. Indikator yang pertama, kepemimpinan harus mempu mengadakan perubahan. Perubahan di sini, tambahnya, tentu saja perubahan yang lebih baik. Perubahan cara pemilihan dalam Musyda dari manual menjadi evoting, tambah Sukadiono, merupakan penanda baik bagi Muhammadiyah Bondowoso untuk lebih berbenah menjadi lebih baik. Setidaknya sudah melakukan perubahan menuju yang lebih baik dengan memilih cara pemilihan yang bervisi kemajuan.
“Indikator yang kedua adalah pemimpin harus punya visi yang jelas dalam memajukan Muhammadiyah,” jelasnya dalam acara yang digelar di aula Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Bondowoso itu. Indikator selanjutnya, kata Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini, sebuah kepemimpinan harus mampu memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki organisasi. “Jadi, kepemimpinan Muhammadiyah Bondowoso periode 2015-2020 ini harus mampu merangkul semua elemen Muhammadiyah setempat dan mampu memberdayakan mereka sesuai dengan kelebihan masing-masing.”
(Baca: Inilah 5 Ciri Islam Berkemajuan)
Yang tidak kalah pentingnya, kata Sukadiono, pemimpin juga harus bisa menjadi suri tauladan. Jika dalam Muhammadiyah Bondowoso, sudah tentu para pimpinan Muhammadiyah harus bisa memberikan contoh yang baik bagi warga Muhammadiyah khususnya, dalam segala aspek kehidupan. “Indikator kepemimpinan sukses yang terakhir adalah selalu mengedepankan komunikasi antar pihak,” urai Sukadiono sambil berharap Muhammadiyah Bondowoso jangan sampai muncul miskomunikasi, apalagi sesama pimpinan.
PDM Bondowoso sendiri diketuai oleh M. Malik MAg. Dia dipilih oleh Musyda yang diselenggarakan di aula SMA Negeri 2 Bondowoso, (28/2). Mendapatkan suara terbanyak dengan 67, dia menggantikan Basuki Rohani yang dipercaya sebagai ketua PDM 2005-2010 dan 2010-2015.
Melalui pemilihan e-voting (pemilihan elektronik, –salah satu tanda kemajuan), Musyda juga memutuskan 11 nama anggota PDM lainnya. Duduk di urutan kedua adalah Amrosi Farum MMPd dengan 63 suara, disusul Toni Lastiyo ADP SH (59), Drs Gusti Azhar Alamsyah (50), M Syamsu YW, SKom (48), Drs Muh. Hamka, MMPd (43), Drs Samsul Hadi (43), Sudirman, SH, MM (36), dan Drs Suparto MPd MM (35). Sementara PDA Bondowoso periode 2015-2020 dipimpin oleh Dra Jajuk Widya. (paradis alhaedar)