PWMU.CO – Kader Tapak Suci harus memiliki kesabaran dalam segala hal. Pesan ini disampaikan Pendekar Besar Nasional Drs KH Ahmad Kasuwi Tharif MA Pbr dalam khutbah Jumat (16/2/18) di Aula SD Muhammadiyah (SDM) 2 Gresik Kota Baru (GKB) Gresik.
Abah Wi—panggilan akrabnya—menyampaikan kesabaran itu dibagi menjadi tiga.
“Yang pertama adalah sabar taat. Yaitu sabar dalam tunduk patuh kepada perintah Allah. Nanti dalam bertanding jangan pakai jimat, karena itu adalah salah satu perbuatan syirik, berbahaya,” tegasnya.
Dalam pembukaan Sirkuit Pencak Silat Daerah Berlian Open #2 se-Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan (Gerbangkertasusila) ditambah Tuban dan Bojonegoro, Abah Wi mengingatkan kemenangan yang diraih adalah bukti hasil kerja keras selama latihan, bukan karena tahayul.
“Sabar yang kedua adalah sabar maksiat. Yaitu tidak mudah berbuat maksiat karena perbuatan maksiat akan menghapus kebaikan-kebaikan kita,” tuturnya.
Menurut Abah Wi, dengan iman dan akhlak, kita menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak, kita menjadi lemah,” ujarnya.
Dia menegaskan bukan ukuran jika menang dalam bertanding itu baik, tetapi akhlak setelah menang adalah yang menentukan.
“Jangan pernah terbesit niatan untuk menciderai lawan. Karena itu akan dicatat Allah sebagai perbuatan kejelekan,” pesannya.
Dalam kesempatan itu, Abah Wi menyebutkan sabar yang terakhir adalah sabar dalam menghadapi musibah.
“Sabar dalam menghadapi musibah ini harus terus dipupuk, jangan sampai karena musibah lantas berbuat syirik dengan mendatangi dukun maupun tukang sihir,” ungkapnya.
Ketua Dewan Pendekar Jawa Timur ini menjelaskan penyebab kader Tapak Suci bisa disihir. “Ya karena keimanan mereka tidak benar, tidak kuat,” jawabnya.
Bertekad bulat, akhlak dan iman kuat! (Khoirul Anam/TS)