PWMU.CO – Tahun 2018 kerap dijuluki tahun politik. Pemilihan kepala daerah (pilkada) dan gubernur (pilgub) serentak di berbagai kota/kabupaten dan provinsi akan digelar Juni mendatang.
Menyikapi nuansa kampanye yang mulai terasa, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang Dr Abdul Haris MA menanggap, siapapun pemimpinnya, Muhammadiyah akan tetap berdiri dan eksis. Maksudnya, siapapun presiden, gubernur, dan bupati atau wali kotanya, Muhammadiyah tetap konsisten berdakwah.
“Muhammadiyah sejatinya tidak terlalu berkepentingan. Kepentingan Muhammadiyah ada pada ranah andil dalam menentukan arah bangsa, mulai tingkat daerah hingga nasional,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Haris dalam Kajian Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitik) Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Sabtu (17/2/18).
“Wawasan Ideopolitor penting agar kita tidak hanya jadi pemilih yang bisa dibawa kesana kemari oleh pemimpin, tapi lebih dari itu membentuk pemilih yang cerdas, tahu kemana arah bangsa ini akan dibawa,” tegas Haris.
Dikatakan Haris, wawasan utama yang semestinya dimiliki masyarakat sebagai calon pemilih tak lepas dari latar belakang calon pemimpin. “Siapa calonnya? Dari partai mana, apa latar belakang partai dan apa saja agenda partai tersebut di masa mendatang, ini yang harus diketahui,” ungkapnya.
Pemilihan walikota atau bupati disebut Haris tak sebatas persoalan pemilihan di tingkat lokal. Skala lokal atau daerah tak bisa dipisahkan dari keterkaitannya dengan agenda nasional masing-masing partai. “Jadi, ketika masyarakat sampai salah pilih, kita turut andil membawa bangsa kepada hal-hal yang tidak benar,” urai dosen Fakultas Agama Islam UMM tersebut.
Oleh karenanya, masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, diharapnya tidak sampai terjerumus pada politik transaksional. Disebutnya politik transaksional lantaran kekuasaan dipandang Haris mudah didapatkan oleh mereka yang punya kekuatan untuk membeli jabatan.
“Makanya, saya tekankan, warga Muhamamdiyah harus cerdas memilih. Jangan lantaran diberi uang langsung memilih pemimpin. Sekali lagi, Muhammadiyah akan tetap eksis, siapapun pemimpinnya,” tegas Haris di hadapan kurang lebih 200 peserta.
Kajian ideopolitor ini diikuti oleh delegasi dari semua organisasi otonom daerah Muhammadiyah Kota Malang. Ratusan peserta akan dibekali wawasan tentang identitas dan ideologi Muhammadiyah, peran pimpinan dalam persyarikatan dan kebangsaan, serta dinamika politik di Jawa Timur. Kegiatan ini digelar di UPT P2KK UMM, Sabtu-Ahad (17-18/2). (Isna)