PWMU.CO-Ada cara mudah menilai akhlak seseorang itu baik atau buruk. Caranya, dengarkan kalimat yang diucapkan ketika dia mendapatkan gerakan refleks. Jika yang keluar dari bibirnya menyebut kalimat tayyibah, pertanda akhlaknya baik. Kalau yang terucap umpatan sumpah serapah berarti dia tukang misuh.
Hal itu disampaikan dosen STAIN Jember Fathiyah Rahma MAg saat memberi taushiyah Pendidikan Akhlak Berbasis Keluarga dalam pertemuan triwulan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember, Ahad (18/2/2018). Pertemuan ini dihadiri semua anggota majelis dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se Kabupaten Jember.
Baca Juga: PCA Tanggul Hadang Gerakan Kristenisasi di Dusun Kamaran
“Misalnya kita diserempet atau dipotong mendadak di jalan, orang yang akhlaknya baik, akan terucap spontan astagfirullah atau subhanallah. Tapi kalau akhlaknya tidak baik, yang terucap ooohh.. kurang ajar atau misuh-misuh menyebut nama hewan sak kebun binatang,” katanya disambut tawa hadirin.
Fathiyah menyebutkan sederet keburukan akhlak yang muncul dari semua elemen masyarakat belakangan ini. Ada kepala daerah ditangkap KPK, homoseksual yang meresahkan, anak menelantarkan orang tua, anak menuntut uang miliaran kepada ibu yang sudah renta. ”Semua keburukan itu berawal dari pendidikan akhlak yang sangat kurang dalam keluarga,” tandas Fathiya yang juga pengurus PDA Jember.
Allah sudah memberikan manusia itu petunjuk tentang adab bicara kepada seseorang. ”Komunikasi antara orang tua dan anak, lihatlah surat Luqman ayat 12-19. Adab bicara antara guru dan murid ada di surat Al Kahfi ayat 60- 82,” paparnya.
Tontonan juga sangat memengaruhi akhlak keluarga. Film Upin dan Ipin yang sangat digemari anak Indonesia juga kurang baik ditonton anak jika tanpa pendampingan. ”Tokoh Bang Salih digambarkan sebagai sosok laki-laki bergaya perempuan dalam film itu, merupakan LGBT yang dimasukkan secara terselubung,” kata Fathiya.
Kebaikan akhlak seseorang, tambah dia, menjadi indikator dari beberapa hal. Akhlak yang baik mengemban misi kerasulan. Seseorang yang akhlaknya baik menjadi dasar keagamaannya juga baik, akhlak yang baik juga meninggikan timbangan di akhirat. Yang terakhir, akhlak yang baik menandakan dia mempunyai keimanan dan ketakwaan. (Humaiyah)