PWMU.CO-Sudah menjadi tradisi dalam kepanduan Hizbul Wathan setiap acara besar pasti digelar Mabes. Seperti acara Diklat Dewan Sughli Daerah (DSD) Sidoarjo di Pondok HW Purwodadi Pasuruan selama tiga hari Kamis-Sabtu (15-17/2/2018).
Apa sih Mabes itu? Ternyata singkatan dari makan besar. “Biasanya setiap acara Diklat atau perkemahan selalu digelar acara Mabes alias makan besar. Seluruh peserta, pelatih, pimpinan, dan panitia semua makan bersama. Tak ada pembeda, semua sama. Menunya, minumnya, duduknya, semua sama,” terang pelatih Ramanda M. Zainal Arifin.
Baca Juga: Tetap Ceria Pandu HW Berkubang di Kolam Lumpur
“Ini cara kami membangun kebersamaan dan keakraban. Semua pimpinan dan anggota menyatu dalam Mabes tanpa ada hal yang yang membedakan,” ujar Ramanda Minyak, panggilan akrab Zainal Arifin.
Acara Mabes ini memang unik. Daun pisang dijajar memanjang, kemudian nasi, lauk, dan sayur ditumpahkan di atasnya. Lalu seluruh peserta, panitia, pelatih, dan pimpinan duduk berjajar menghadap sajian makanan di atas daun.
Apa langsung makan? Tidak. Harus mengikuti prosedur. Disiapkan seperti tentara dulu. Salah seorang bertugas menyiapkan dengan aba-aba yang khas. Setelah semua siap mengelilingi makanan, maka petugas akan menyiapkan dengan suara tegas.
”Hentikan kegiatan.”
”Duduk siaaaap, Grak!”
”Mengawali makan besar, berdoa mulai.”
”Berdoa selesai.”
”Istirahat di tempat, Grak!”
Seluruh peserta langsung menyahut, “Mohon izin makan!”
Petugas menjawab, “Silakan makan!”
Peserta kembali menyahut, “Terima kasih!”
Barulah makan besar dimulai.
“Sebenarnya ya sederhana, nasi liwet, urap-urap, lele goreng, sambel. Kadang juga ontong pisang. Justru yang istimewa kan kebersamaannya. Tidak setiap hari acara ini digelar, hanya momen tertentu saja. Makanya jadi istimewa,” terang Ramanda Minyak. (Ernam)