PWMU.CO – Semangat untuk kembali berprestasi mendorong sekolah yang berada di pelosok desa ini mengirimkan atlet-atlet Tapak Suci-nya dalam Sirkuit Pencak Silat Daerah Berlian Open#2 Se-Gerbang Kertasusilo yang diselenggarakan SD Muhammadiyah 2 GKB Pondok Permata Suci, Gresik.
“Setelah beberapa tahun tidak mengikuti kejuaraan seperti ini, pada tahun ini, kami mengirim tiga peserta,” ujar Alfajariyah MPd, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 1 Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, pada PWMU.CO, Senin (19/2/18).
Hebatnya, meski baru kembali ikut berkompetisi, MIM 1 Gumeno langsung mambawa pulang tiga medali juara. “Alhamdulillah ketiganya pulang membawa medali. Ini semua karena kerja keras semua pihak,” ujar Yaya, panggilan akrab alumnus Pendidikan Matematika Pascasarjana Unesa Surabaya itu.
Ketiga anak yang dimaksud Yaya adalah
Nabila Yasmin (Juara 1 Kelas E Putri Usia Dini), Ednar Giffary Zamretta (Juara 2 Kelas C Putra Usia Dini, dan Syaulana Sugito Rassidi (Juara 3 Kelas G Putra Usia Dini).
Atas prestasi itu, dia menyampaikan terima kasih pada semua pihak. “Terutama Pak Yusuf, sebagai pelatih baru. Juga semua guru dan semangat yang luar biasa dari anak-anak,” ujarnya.
Ketiadaan pelatih selama ini, menurut wanita yang masih lajang ini membuat MIM 1 Gumeno tidak bisa mengikuti beberapa even kejuaran Tapak Suci. Dan kehadiran Muhammad Nur Yusuf—nama lengkap Pak Yusuf—bagi MIM tertua di Kecamatan Manyar, adalah berkah tersendiri.
Sementara Ratnawati Pravita Sari, official MIM 1 Gumeno, merasa plong dengan raihan juara yang diumumkan Ahad, (18/2/18) kemarin.
“Perasaan dag-dig-dug yang tidak pernah berhenti hanya karena urusan berat badan. Ternyata lawan yang paling berat itu adalah timbangan. Mulai pendaftaran sampai berangkat dan waktu pertandingan berat badan tiga anak ini tidak stabil,” ucapnya.
Rasa plong juga dirasakan Rosadi panggilan akrab Syaulana Sugito Rassidi setelah lolos timbangan dan tidak didiskualifikasi karena berat badan.
Murid berusia umur 11 tahun dengan berat badan 42 kg saat pendaftaran itu, awalnya juga kepikiran. Sebab batas berat badan di kelas yang ia ikuti adalah 40 kg.
“Tapi dengan semangat dan keinginan yang kuat, saya berhasil menurunkan berat badan,” ucapnya girang.
Ratnawati menceritakan, saat berangkat hari Jumat (16/2/18) bobot Rosadi sudah turun jadi 40,8 kg. “Dan alhamdulillah dia akhirnya bisa bertanding di hari kedua (Sabtu) dengan berat sudah sesuai di kelasnya yaitu 39,8 kg,” ujarnya.
Selamat! (MN)