PWMU.CO– Kapolres Lamongan AKBP Feby Dapot Parlindungan Hutagalung mengunjungi Pondok Pesantren Karang Asem Paciran Lamongan untuk konfirmasi kepada KH Abdul Hakam Mubarok Lc MPd berkaitan dengan berita serangan orang gila kepada pimpinan pondok itu.
Setelah meminta keterangan KH Hakam Mubarok, Feby Hutagalung menyatakan, berita yang beredar di media sosial tidak sesuai fakta. ”Tidak ada yang namanya penyerangan terhadap ulama,” ujar Feby Hutagalung seperti ditulis oleh Tribratanewspolreslamongan.com, Ahad (18/2/2018).
Berita terkait: Orang Gila Kini Menyerang Kiai Pondok di Paciran
Kapolres Lamongan meminta jangan mudah terpancing isu-isu hoax yang bisa memperkeruh suasana. ”Saya minta warganet sebelum meng-share berita menyaring dulu kebenarannya sehingga tidak menyebarkan berita hoax,” kata Feby usai bertemu dengan Hakam Mubarok.
Disebutkan, peristiwa berawal dari KH Mubarok menyuruh pergi orang karena membawa makanan dan mengotori pendapa. Namun orang yang diduga gila tidak mau pergi. Ketika sarungnya ditarik dan makanannya dibuang, orang itu melawan dan mengejar Kiai Mubarok yang segera lari kemudian terjatuh. Ini menyebabkan lututnya lecet.
Masyarakat kemudian berdatangan mengamankan orang yang diduga gila itu dan mengikat tangannya. Selanjutnya oleh masyarakat rambut orang itu dicat warna merah. Anggota Polsek Paciran yang datang langsung mengamankan.
Hakam Mubarok juga memberikan konfirmasi senada. Dia menerangkan, kejadian itu waktu Dhuhur. Ada orang makan di pendapa dia minta pergi karena di situ tempat masyarakat menuju masjid. Karena tidak mau pergi, lantas sarung orang itu ditarik Mubarok tapi tetap saja bergeming di tempat itu.
”Orang itu punya cecek, makanan itu saya buang. Dia langsung berdiri nantang saya. Ayo saya berani gelut, berani berkelahi, gak wedi karo awakmu,” ceritanya. Orang itu sempat melayangkan tangannya ke Hakam tapi tidak sampai kena.
Lantas Mubarok lari ternyata orang itu mengejar hingga 300 meter. ”Kemudian saya terjatuh karena kehabisan nafas,” katanya. Melihat kejadian itu orang-orang di sekitarnya lalu menangkapnya dan dibawa ke pendapa.
”Di pendapa ditanya macam-macam, salah satunya ditanya sapa sing ngongkon awakmu, dia menjawab orang Papua,” katanya. (Redaksi)