PWMU.CO-Acara triwulan sekaligus pertemuan antar Cabang Aisyiyah yang digelar PDA Jember diselenggarakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) IV Mangli, Ahad (18/2/2018). Saat tamu memasuki halaman sekolah disambut oleh siswa-siswi cilik berpakaian adat. Dengan ramah mereka berdiri berjajar sambil tersenyum manis yang tak lepas dari bibirnya sekaligus menyalami setiap tamu yang datang. Kontan saja tamu yang datang dibuat gemes dan memuji penampilan anak-anak TK itu.
”Ayo, Sayang, ibu foto dulu,” ajak Ririn, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCA Tanggul. Rombongan Tanggul ini kembali menyalami para penerima tamu itu sambil mengambil foto lagi. ”Bisa kita terapkan di TK kita kalau nanti ada acara, kita mengajak anak- anak menjadi penerima tamu, sekalian mengajarkan kepada mereka untuk menghormati dan memuliakan tamu seperti yang diajarkan Nabi,” katanya lagi.
Berita terkait: Ucapan Reflek Spontan Itu Menggambarkan Tukang Misuh atau Orang Berakhlak
Sebelum acara inti dimulai, beberapa atraksi menarik disuguhkan oleh siswa-siswi TK. Mulai dari hafalan surat pendek, hadits pilihan, doa harian sampai tarian lucu dan atraktif dengan pakaian ala banteng.
Di akhir penampilan, seorang siswi kelompok bermain yang mendapat tugas membacakan doa tiba-tiba mogok. Tak mau membawakan doa. Setelah ditunggu beberapa waktu, dia tetap tidak mau. Akhirnya dengan bijak Bu Guru bertanya,”Mbak tidak mau membacakan doa?” Siswi itu mengangguk. ”Baiklah, ayo sekarang turun dari panggung ya, Sayang,” ajak Bu Guru. Hadirin pun senyum melihat kejadian ini.
Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Jember, Menik Chumaidah SH MHum melontarkan guyonan, ”Tarian banteng tadi bagus sekali, namun setelah saya perhatikan moncongnya, alhamdulillah moncongnya berwarna merah, bukan moncong putih.” Guyonan itu langsung disambut tawa oleh hadirin. Semua yang hadir memahami, tahun 2018 adalah tahun politik.
”Kita ibu-ibu Aisyiyah adalah ibu-ibu zaman old, sedang anak-anak kita kids zaman now. Tapi bukan berarti kita tidak bisa menyambung komunikasi yang baik dan nyaman dengan anak-anak. Pandai dan bijaklah menyikapi smartphone, agar kita dan anak-anak mempunyai persepsi yang sama dalam menilai sesuatu,” tutur Menik. (Humaiyah)