PWMU.CO-Politisi diharapkan tidak meniru perilaku cerita kartun Tom and Jerry. Keduanya bertengkar terus tanpa ujung pangkal. Kalau ada politikus semacam ini pertanda mereka termasuk politisi mualaf.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua PWM Jawa Timur Prof Zainuddin Maliki di hadapan kader Muhammadiyah dalam Dialog Ideologi Politik dan Organisasi dengan tema Muhammadiyah dan Politik. Acara berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Kediri, Ahad (18/2/2018).
Menurut Zainuddin, politisi itu berkaitan dengan pembuatan kebijakan. Kalau ada kader yang mempunyai kemampuan membangun kekuatan politik maka lakukan sehingga mempunyai bangunan politik yang bisa memengaruhi penguasa.
”Berkaitan dengan penguasa jangan menjaga jarak terlalu jauh seperti kata Pak Nadjib Hamid, agar kalau dekat, nyikutnya gampang, kalau ingin merangkul juga gampang, ” ujarnya.
Zainuddin lebih mendorong orang-orang Muhammadiyah harus bisa menjadi penguasa. ”Kalau bisa penguasanya kita. Tadi ada yang mengatakan politik itu instrumen dakwah maka kita harus mengontrol politik. Bagaimana caranya, kita harus jadi politisinya,” tandas Zainuddin yang pernah menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Sejauh ini, sambung dia, kita membiarkan politik dikendalikan orang-orang yang bermain norak dan pimpinan yang cerdas-cerdas itu tidak boleh berpolitik, dengan membuat surat edaran. ”Politik seperti dunianya orang, kita tidak mendekat, malah menjauh. Lha wong negeri ini didirikan juga oleh orang-orang Muhammadiyah yang ikut merumuskan, dan ini disebut dalam sejarah,” kata dia.
Dia mengatakan, berpolitik itu passion-nya ya politik tapi ada yang lucu cara kita melakukannya. Dia bercerita, di kalangan kita jika ingin menemui tokoh atau penguasa daerah, berkirim surat minta waktu untuk lobi. ”Lobi kok kirim surat surat, pakai stempel lagi,” tandasnya. (Dahlansae)