PWMU.CO-Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek menggelar Dialog Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor) di Aula Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Trenggalek, Ahad (18/2/2018). Dialog dihadiri para kader Angkatan Muda Muhammadiyah berjumlah 70 orang.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Nadjib Hamid MSi dengan materi Kepemimpinan dan Perkaderan Muhammadiyah, Dr Suripto menyampaikan Aktualisasi Tajdid Ideologi Muhammadiyah dan Suli Da’im berceramah Perkembangan Politik Nasional dan Peran Muhammadiyah.
Baca Juga: Aksi Tolak Valentine Day dengan Bagikan Stiker kepada Pelajar
Dalam paparannya, Nadjib Hamid menyampaikan, menjadi pemimpin itu tidak boleh kerja instan. ”Pemimpin itu jangan hanya saat semua sudah beres, karena pemimpin itu menggerakkan, mengarahkan dan keteladanan,” ujarnya.
Sedangkan Suli Daim mengatakan, kader Muhammadiyah tidak boleh apatis terhadap politik. ”Politik itu untuk dakwah bukan dakwah untuk politik,” kata dia menandaskan.
Sementara papaeran Suripto intinya memberikan penguatan ideologi bahwa KH Ahmad Dahlan tidak hanya menekankan teologi al-Maun saja, tapi ada teologi al-Ashr.
Anang Wahid Cahyono Lc, wakil ketua PDM bidang Kader mengatakan, melek politik itu perlu, apalagi bagi kaum muda yang masih sangat awam dengan politik. ”Bukan hanya masalah politik, dialog ini mengenalkan ideologi dan keorganisasian, sehingga mereka tetap berjalan pada khittah dan rel persyarikatan,” ungkapnya.
Ketua Majlis Pendidikan Kader PDM Trenggalek Kamas Tantowi MPd mengatakan, dialog ini penting untuk memberikan wawasan bagi kader muda. ”Selain mempererat ukhuwah, tujuannya juga untuk menciptakan suasana kondusif karena situasi perpolitikan yang tidak menentu, ideologi yang memudar, komitmen berorganisasi yang rapuh serta minimnya wawasan keislaman para kader muda Muhammadiyah,” ungkapnya. (Ana Retno Mutia)