PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik kembali menjadi jujugan studi banding sekolah lain. Kali ini, sekolah berjuluk Kampus Biru tersebut kedatangan tamu SD Muhammadiyah 1 Pucang Anom Sidoarjo (Muhida), Kamis (22/2/18).
Kedatangan Kepala SD Muhida Enik Chairul Umah MSi MPd bersama Kepala Urusan Kesiswaan Mufidah Sufianti, SPd SD, Guru Pembina Olimpiade Matematika Abdullah Makhrus SPd, dan Guru Pembina Olimpiade IPA Neneng Dwi Kumalasari SPd MSi tersebut disambut hangat oleh Kepala SDMM, Koordinator Kesiswaan, dan Koordinator International Class Programme (ICP).
Belum sempat duduk di ruang pertemuan, Enik—sapaan akrab Enik Chairul Umah—langsung mengutarakan kesannya.
“Sik ta, ini kok bisa bersih gini gimana caranya?” tanya Enik yang tiba-tiba berhenti saat tim SDMM mengajaknya menuju ruang pertemuan di lantai 2.
Dalam sambutannya, Enik mengaku home sweet home ketika tiba di SDMM. “Begitu nyampe Kampus Biru ini, saya merasa nyaman seperti di rumah sendiri. Rasanya kayak pernah ke sini padahal belum pernah,” ujarnya.
Penulis buku 70 Hari Penuh Makna di Korea tersebut juga menyampaikan suasana SDMM yang tenang dan nyaman, padahal waktu itu siswa sedang istirahat.
“Secara fisik, gedung SDMM memang sederhana tapi bersih dan rapi. Kebetulan saya tidak menggunakan kaus kaki ya, jadi bisa merasakan betul,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, nuansa kantor, diningroom, ruang kelas, dan ruang majelis yang saat itu digunakan sebagai ruang pertemuan membuat timnya tertarik dan kagum.
“Lihat diningroom-nya, seperti model sekolah di luar negeri ya,” komentar Enik sambil tersenyum.
Enik memang tampak tertarik sejak tiba di SDMM. Saat tim SDMM mempersilahkan menuju ruang pertemuan, Enik berulang kali berhenti sejenak untuk melihat area sekitar sekolah yang dilewatinya. Tak lupa pula ia mengabadikan hal-hal tertentu dengan kamera ponselnya.
Tak hanya itu, saat memasuki ruang pertemuan di lantai 2, Enik langsung njujug ke deretan folder yang tertata rapi di sana.
“Oh, ini dokumen sekolah unggul Muhammadiyah dan akreditasi, ya. Saya buka-buka langsung loh Ustadz,” ujarnya sembari membuka-buka folder.
Dalam sambutannya, Enik menyampaikan maksud kedatangannya bersama tim ke SDMM karena tertarik dengan pengelolaan ekstrakurikuler dan bina prestasinya.
“Selain itu kami juga ingin tahu bagaimana mengatur guru dengan baik sehingga guru merasa nyaman di kelas karena di SDMM tidak ada ruang guru,” paparnya.
Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos di depan tamunya menyampaikan selamat datang di sekolahnya karena SDMM merupakan rumah bagi semua.
“SDMM memang sudah menetapkan Kamis sebagai hari kunjungan. Sama halnya dengan SD Muhammadiyah 1 Tebet Jakarta yang kami terima Kamis pekan lalu,” jelasnya.
Ustadz Faiz—begitu ia disapa—juga menyampaikan kekagumannya terhadap SD Muhammadiyah 1 Pucang Anom Sidoarjo yang memiliki jumlah siswa sekitar 1.300 siswa.
“Tentu punya daya tarik tersendiri di masyarakat dan hal itu bukan sesuatu yang mudah diperoleh. Butuh semangat yang lebih,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Koordinator Kesiswaan Shofan Hariyanto SPd menyampaikan alur manajemen ekstrakurikuler di SDMM, baik dari sisi pengelolaan siswa maupun pembagian tugas guru.
Sementara itu, program Bina Prestasi (Pinpres) dipaparkan oleh Wakil Ketua Binpres M Fadloli Aziz SSi MPd mulai alur seleksi hingga proses pembinaan.
“Tujuan akhir kami sebenarnya adalah anggun moral-unggul intelektual,” tegasnya.
Selain diskusi tentang program kegiatan SDMM, tim SD Muhammadiyah 1 Pucang Anom Sidoarjo juga mengikuti shalat dhuhur berjamaah dan kuliah tujuh menit (kultum) siswa di masjid At Taqwa Perumahan Pongangan Indah yang lokasinya tak jauh dari sekolah.
Mereka juga menyempatkan berkunjung ke Rumah Catering Surya Amanah yang setiap hari sebagai penyedia makan siang di SDMM.
Kunjungan dan diskusi selama kurang lebih lima jam itu berlangsung lancar dan efektif.
Di akhir sesi, Enik menyampaikan banyak terima kasih atas sambutan yang hangat dan bersahabat.
“Banyak sekali inspirasi yang bisa kami ambil dari Kampus Biru ini. Ke depannya, semoga kami diizinkan untuk mengadopsi beberapa program, seperti Binpres dan ICP,” harapnya.
Rupanya, Enik dan tim sangat tertarik dengan program ICP di SDMM. Bahkan mereka berencana ingin membuka kelas ICP juga di sekolahnya.
Sometime later, become never. Do it now! (Vita)