PWMU.CO – Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018, pimpinan Muhammadiyah se-Jatim menyelenggarakan konsolidasi, (24/2). Bertempat di aula Mas Mansyur Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, salah satu agenda konsolidasi adalah menyongsong Pemilihan kepala daerah (Pilkada), baik Pilgub maupun Pilbup/Wali 2018.
“Dalam beberapa pekan ini, banyak pimpinan daerah Muhammadiyah yang bertanya, sebenarnya PWM itu mengarahkan pilihan ke siapa,” begitu seloroh Ketua PWM Jatim, DR M. Saad Ibrahim mengawali ceramah pengantar. Masih dengan senyum candaannya, Saad menyatakan banyak pimpinan Muhammadiyah tingkat kabupaten hingga level ranting yang menunggu “fatwa” dari PWM.
Lantas siapa yang dipilih dari 2 pasangan calon dalam Pilgub Jatim 2018? Kata Saad, yang terpenting bagi Muhammadiyah, kandidat yang dipilih harus diproyeksikan bisa menegakkan nilai-nilai Islam. Di antaranya amanah, kejujuran, dan nilai-nilai kebajikan lainnya.
Saiapa kandidat yang dimaksud? Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim ini lantas mengemukakan sebuah hadits yang cukup masyhur. Yaitu man ijtahada fa-ashaaba fa lahu ajraani fa man ijtahada fa-akhtha’a fa-lahu ajrun wahid. Terjemahan bebasnya adalah barang siapa yang berijtihad dan benar, maka dia mendapat 2 pahala. Dan barang siapa yang berijtihad, kemudian hasilnya salah, maka dia mendapat 1 pahala.
Berdasarkan hadits itu, Saad meminta pimpinan Muhammadiyah se-Jatim untuk melakukan ijtihad. Sebuah kajian yang mendalam, tentang siapa Calon Kepala Daerah yang kira-kira diproyeksikan mampu membuat nilai-nilai Islam itu menjadi powerfull. “Pilihan berdasarkan ijtihad, kajian yg mendalam tentang siapa yang mampu menegakkan politik nilai itu menjadi powerfull, maka pilihlah!” tegas Saad.
Jika setelah pilihan nanti, kandidat yang dipilih mampu menegakkan nilai-nilai Islam, tambah Saad, insyaallah akan mendapat 2 pahala. Sebaliknya, jika kandidat yang dipilih dan menang, tapi kemudian tidak mampu menegakkan nilai-nilai Islam, jelas Saad, insyaallah tetap dapat 1 pahala.
“Perlu berijtihad dengan matang, siapa yang harus dipilih. Sekali lagi PWM tidak menyarankan untuk memilih si A atau si B,” pungkasnya sambil member landasan nilai kegamaan dalam berdemokrasi. Termasuk dalam memilih kandidat sekalipun.
Sebagaimana diketahui, Pilgub Jatim yang akan digelar pada Juni 2018 nanti diikuti oleh 2 pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur. Sebagaimana yang telah ditetapkan KPUD Jatim, nomor urut 1 adalah Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dan nomor urut 2 pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. (iqbal/ilmi)