PWMU.CO – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ajak wisudawan dan seluruh akademisi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) turut serta mengembangkan industri persenjataan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto SIP saat menjadi narasumber di seminar singkat Wisuda ke 87 periode I 2018 Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana UMM di Dome, Sabtu (24/2/2018).
Hadi mengatakan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI harus terus diperbarui. “Teknologi senjata Indonesia masih tertinggal 15 tahunan dari negara-negara lain,” ujarnya.
“Alutsista bisa didapatkan dengan dua cara yaitu dengan membeli dan membuat sendiri,” lanjutnya.
Setelah itu Hadi, mengajak wisudawan dan seluruh akademisi UMM untuk turut serta memikirkan dan mengembangkan industri persenjataan di Indonesia.
“Akademisi merupakan sumberdaya yang potensial didunia industri, karena memiliki ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan industri persenjataan,” tuturnya di hadapan 1121 peserta wisuda.
“Pemikiran-pemikiran segar dosen dan mahasiswa bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan industri persenjataan kita,” paparnya.
“Maka dengan kerjasama TNI selaku user, pemerintah selaku penyelenggara, dan akademisi sebagai tempat riset membangun industri militer yang mandiri,” jelasnya.
Kemudian Hadi juga menceritakan Indonesia pernah menggagas industri pertahanan mandiri namun belum terealisasi.
“Dulu pernah digagas industri persenjataan militer mandiri yang diprakarsai oleh Menristek BJ Habibie, namun sirna karena terkena dampak krisis moneter saat itu,” kisahnya.
“Oleh karena itu harus dibuat desain sedemikian rupa mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi industri persenjataan untuk menyuplai alutsista TNI kita,” ucapnya.
Hadi selanjutnya memaparkan tentang beberapa tantangan Industri Pertahanan (Indhan) di Indonesia.
“Tantangan tersebut meliputi, kompetisi, kultur, market penyebaran, market segmentasi, spesifikasi kapasitas industri pertahanan,” paparnya.
“Prinsip TNI dalam pengadaan alutsista adalah mempertimbangkan kemanfaatan di tubuh TNI selaku end user,” ujarnya.
“Oleh karena memerlukan penelitian dan pengembangan teknologi industri pertahanan dalam negeri yang mampu eksis dan memberikan solusi persoalan industri pertahanan dan persenjataan yang mandiri, guna melaksanakan tugas pokok dan fungsi TNI” jelasnya. (Izzudin)