PWMU.CO – Ketua Umum Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) dr. Masyhudi menegaskan, pejuang dakwah tidak harus di mimbar. “Karyawan rumah sakit yang di dalamnya ada dokter, perawat, bidan, dan sejenisnya adalah ahli dakwah juga,” ujarnya dalam acara pendampingan sertifikasi rumah sakit syariah, Selasa (27/2/18).
Acara yang berlangsung di Aula di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) melibatkan kepala bidang manajemen dan pelayanan beserta seluruh staf rumah sakti. Selain itu juga menghadirkan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
Direktur Rumah Sakit Sultan Agung Semarang ini menyatakan, “Menjadikan rumah sakit syariah adalah sebuah perjuangan,” ujarnya sambil mengutip Alquran surat Fussilat ayat 33. Di ajuga berpesan agar dalam setiap aktivitas senantiasa menjaga dan memperbaharui niat agar apa yang dilakukan kelak tidak sia-sia.
RSML saat ini sedang berjuang untuk menjadi rumah sakit syariah. Menurut Direktur RSML dr Umi Aliyah, pendampingan tersebut adalah salah satu upaya yang dilakukan. “Dalam pedoman fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, disebutkan bahwa rumah sakit syariah adalah rumah sakit yang dalam pengelolaannya mendasarkan pada maqashid syariah, yaitu penjagaan agama jiwa, keturunan, akal dan penjagaan harta,” jelas dia.
Dia menjelaskan, sampai saat ini sudah ada dua rumah sakit syariah, yairu RS Sultan Agung Semarang dan RS Nurhidayah Yogyakarta. “Insyaallah RSML akan menjadi rumah sakti syariah ke-3 di Indonesia,” ucapnya.
Oleh karena itu dr Umi mengajak kepada semua karyawan untuk tidak berhenti melakukan pelayanan terbaik. “Kita sudah terbiasa dengan kerja keras, kerja maraton. Seorang karyawan pantang menyerah, karena bersama kesulitan Allah menyediakan kemudahan. Segala sesuatu kalau kita sandarkan kepada Allah pasti ringan,” tegasnya sambil membacakan dengan fasih surat Al-Insyirah ayat 5-8. (Mohamad Su’ud)