PWMU.CO – “Hurry up! Come on! Hurry up, you late,” ucap seorang ibu yang menggendong bayi kepada putrinya yang masih usia TK dengan nada lembut. “Excuse me (permisi),” ucap mereka sambil tersenyum.
Mereka tampak bergegas menyusuri lorong sekolah, melewati rombongan SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik yang baru tiba di Sekolah Cikal Surabaya dalam rangka school visit, Rabu (28/2/18) pagi.
Kegiatan ini diikuti 8 guru SDMM, 4 guru TK Aisyiyah 36 dan 2 guru Play Group Tunas Aisyiyah Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar Gresik.
Sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Lontar nomor 103 Sambikerep, Surabaya ini baru berdiri tahun 2012. Kelas yang tersedia mulai usia 6 bulan hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
School Director Cikal Surabaya Ratih Saraswati Spec Dip ECE SSi menyambut rombongan dengan hangat di ruang drama lantai 2. Wanita yang akrab disapa Ratih ini bersyukur ketamuan sesama guru.
“Biasanya kami menerima kunjungan dari universitas, dosen, dan mahasiswa pascasarjana. Jadi ini pertama kali Sekolah Cikal ketamuan guru-guru,” jelas alumni TK Aisyiyah Jakarta tahun 1972 tersebut.
Sebelum observasi pembelajaran, Ratih menjelaskan aturan bagi tamu yang berkunjung ke sekolahnya.
“Kami tidak memperkenankan tamu mengambil gambar siswa kami karena itu privasi bagi warga sekolah kami. Selain itu, supaya pembelajaran di kelas tidak terganggu, observer tiap kelas cukup 1 orang saja,” jelas wanita berjilbab tersebut.
Ratih yang pernah menjadi Kepala Sekolah Ciputra tahun 2001-2011 itu mengantar tamunya menuju ruang kelas masing-masing. Waktu observasi pun maksimal 30 menit di dalam kelas.
Sembari berjalan mengantar tamunya, Ratih menjelaskan rasio guru dan siswa di sekolahnya.
“Untuk kelas play group dan TK, rasionya 1:5. Sedangkan usia SD, rasionya 1:10,” terangnya.
Sekolah yang telah di-authorized sebagai Sekolah Dasar International Baccalaureate (IB) World School ini mempunyai dua program, yakni Primary Years Programme (PYP) untuk level PreKindie-Year 5 dan Middle Years Programme (MYP) untuk level Year 6-Year 10.
Ditemui usai observasi pembelajaran, Guru Bahasa Inggris Kelas 4 SDMM Arif Wahyudi SPd yang ikut serta dalam kunjungan mengungkapkan, 5 bintang kompetensi yang ditanamkan di Sekolah Cikal ini tampak dari perilaku siswanya.
“Mereka matang secara emosional, spiritual, dan kaya moral meski berbeda agama. Mereka juga pembelajar yang mandiri,” ungkapnya.
Sementara itu, guru Bahasa Inggris kelas 3 Nur Aini Ochtafiya SPd mengatakan, pembelajaran di kelas ini melatih anak menjadi terampil dan pemikir yang efektif.
“Mereka benar-benar berwawasan global, baik dari segi bahasa maupun keilmuan. Terlebih, english atmosphere-nya sudah terbentuk dengan baik,” terangnya.
Hal menarik diungkapkan guru Bahasa Jepang SDMM Muhammad Zainul Arif SPd.
“Meski bukan sekolah Islam, pelajaran Pendidikan Agama Islam diberikan setiap Senin hingga Kamis. Menariknya, ada tambahan muatan leadership dan sejarah Islam,” jelasnya.
Ia melanjutkan, pembelajaran tersebut supaya anak-anak mengenal suatu peristiwa dan tokoh secara utuh, khususnya Rasulullah Muhammad SAW.
Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos berharap, English atmosphere di Sekolah Cikal ini bisa diterapkan di SDMM.
“Salah satu tujuan kami berkunjung ke Sekolah Cikal karena ingin meningkatkan kualitas English atmosphere yang ada di SDMM,” terangnya kepada PWMU.CO.
Selain itu, lanjutnya, positive discipline yang ada di Sekolah Cikal ini sangat menginspirasi untuk dapat kami terapkan di SDMM.
“Sekolah ini mengajarkan disiplin dan tanggung jawab melalui kesadaran, bukan hukuman,” tegasnya.
Di akhir sesi, Ratih mengingatkan tamunya dengan mengutip pernyataan seorang pepatah “If I couldn’t learn what you teach, why don’t you teach how I learn“.
Maksudnya, kalau aku tidak bisa menangkap guru mengajar, mengapa bukan guru yang mengubah cara mengajar sehingga aku paham.
Let’s raise awareness, not fear! (Vita)