PWMU.CO – Ada dua modal yang harus dipunyai agar seorang pemimpin itu bisa berlaku jujur, amanah, dan adil. Yaitu religiusitas dan jiwa sosial.
Karakter religius mampu mencetak pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, sedangkan karakter sosial untuk membentuk pemimpin yang paham betul dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Demikian yang disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Gresik Faqih Usman SE MSi dalam acara “Pelantikan dan Seminar Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Gresik Periode 2017-2018” di Gedung SMA Muhammadiyah 10 GKB, Gresik, (24/02/18).
Seminar yang dipandu oleh IMMamati Fatma Hajar Islamiyah ini dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik, Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, IMM Kabupaten Gresik, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Gresik.
Faqih mengatakan, ketika seorang pemimpin sudah terbekali dengan penanaman nilai-nilai Islam, maka kekuasaan dan kewenangan yang dipegang akan dijalankan sesuai dengan aturan Islam, dengan syarat harus menjadi orang Islam yang tenanan atau Islam yang sebenar-benarnya.
“Kita melihat ada sebagian pemimpin tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak ada yang mau turut andil maju menjadi calon legislatif. Sehingga seringkali orang baik tidak muncul ke permukaan atau sebenarnya memang tidak dimunculkan,” kata Faqih.
Sebagai seorang pemimpin yang baik, ujarnya, tentu kita perlu mengembangkan kualitas diri. “Contohnya dengan menjadi aktivis di organisasi yang diikuti,” ujarnya.
Faqih juga menyoroti soal popularitas dan elektabilitas pemimpin. “Kadang kala dengan kepopuleran seorang bisa dipilih sebagai pemimpin. Namun pada nyatanya tidak memiliki kemampuan diri yang mumpuni,” kritiknya.
Karena itu dia menghimbau kepada para peserta seminar untuk memilih pemimpin yang memiliki karakter religius-sosialis. “Idealnya karakter seorang pemimpin sesuai dengan nilai-nilai islam. Segala persoalan tantangan zaman dapat diselesaikan,” urainya.
Menurut dia, Bupati Bojonegoro Kang Yoto termasuk sosok pemimpin yang luar biasa. “Di mana kepemimpinan beliau mampu menaikkan perekonomian Bojonegoro. Karena dalam pengelolahan gas alamnya, beliau bisa mengatur dengan baik. Serta didukung oleh karakter pemimpinnya yang menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan,” terangya.
Untuk itu Faqih menghimbau kepada peserta seminar agar bercita-cita sebagai pemimpin. “Tentunya menjadi pemimpin yang amanah sesuai dengan nilai nilai Islam. Sebab, setiap manusia adalah khalifah dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban,” kata dia.
Kepada para aktivis, Faqih menyampiakan dua pesan. Pertama, jangan larut jadi aktivis sehingga lupa membangun ekonomi. “Mengapa ekonomi menjadi hal yang penting di sini? Ya agar kita sebagai calon pemimpin tidak selalu berpangku tangan kepada yang lain. Pemimpin harus mampu mengembangkan perekonomian misalnya dengan penguatan ekonomi umat,” paparnya.
Pesan kedua, jadikan organisasi sebagai sarana untuk membangun jaringan. “Tapi jangan lupa pada peningkatan kualitas diri,” pesannya. (Hafidzah)