PWMU.CO – Anak yatim merupakan amanah dan tanggung jawab kita sekaligus sebagai pembuktian amaliyah surar Almaun. Di Muhammadiyah, wujud pengamalannya adalah pendirian amal usaha berupa panti asuhan. Dalam membekali anak yatim, hal yang hendaknya diutamakan adalah sejauh mana life skill dan pendidikan yang kita berikan pada mereka.
Ketua Majelis Pemberdayaan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Imam Hambali menyampaikan hal itu dalam acara “Silaturahim Wali Maha Santri Panti Pesantren Mandiri Mahasiswa Muhammadiyah (P2M3) se-Jawa Timur”, di Desa Telogo Waru, Kecamatan Kedung Kandang, Kabupaten Malang, Ahad (4/3/18).
Menurut Hambali, pengamalan ayat fadzaalikalladzii yadu’ul yatim adalah membekali mereka dengan life skill dan pendidikan yang cukup sampai mereka benar-benar mandiri. “Jika belum mandiri, maka pengamalan ayat 2 surat Almaun tersebut belumlah sempurna. Di P2M3 maha santri dibekali dengan life skill bagaimana secara mendiri mengelola diri, berwirausaha, sekaligus kuliah,” ungkapnya.
Dia menegaskan, dalam rangka mempersiapkan masa depan anak-anak sesuai dengan kompetensinya hendaknya Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Jawa Timur sudah melakukan tes psikologi minat dan bakat anak-anak yatim sejak SMP agar di masa SMA dan kuliah sudah bisa diarahkan pendidikannya.
“Selain itu, ia juga menghimbau kepada pengurus Panti agar bisa lebih konsen di pantinya masing-masing dalam menyiapkan pendidikan anak-anak,” pesannya. (Sunarsih)