PWMU.CO – Berbicara tak semudah melakukan, apalagi menggerakkan sebagian orang untuk ikut berlomba menjemput kebaikan. Inilah yang dirasakan Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Sri Lestari di tengah kesibukannya mengelola kelompok pengajian Mar’atus Shalihah di Kota Blitar.
Ditemui di lobi Hotel Metro, Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia ketika mengikuti Rihlah Dakwah III Muhammadiyah Jawa Timur, Ahad (4/3/18), dia menceritakan aktivitas kelompok pengajian yang dia pimpin dalam membantu seorang janda yang tertimpa musibah.
“Ada seorang janda tunanetra, namanya Bu Harmaji. Sebetulnya dulu itu dia orang kaya, tetapi tidak punya anak. Lalu ada jamaah masjid At Taqwa Muhammadiyah Kota Blitar yang menginfokan ke saya, kalau rumah janda itu bocor semua,” tuturnya. Pendiri kelompok pengajian yang terdiri dari 46 anggota ini mengaku sudah mencari dana ke mana-mana tetapi gagal.
“Karena Bu Harmaji ini janda pensiunan, jadi tidak dapat beras miskin (raskin). Akhirnya saya ajak putri saya ke rumahnya untuk melihat lebih detail kondisinya,” ujar perempuan 59 tahun itu.
Dia sempat terkejut melihat kondisi Bu Harmaji dengan rumah di tepi jalan raya yang dulunya besar, sekarang sudah dijual sebagian.
“Jadi tinggal kecil saja sekarang yang ditempati. Kamar mandinya kumuh, tidak layak untuk digunakan. Tubuhnya bau air kencingnya sendiri karena kebutaannya tidak memungkinkan bersih diri dengan sendirinya,” ungkap Sri Lestari.
Berdasar pengamatan langsung ini, dia mengajak ibu-ibu dalam kelompok pengajiannya untuk berdonasi membedah rumah Bu Harmaji.
“Kelompok pengajian saya ini menengah ke atas. Ada yang guru, dokter, pengusaha, dan birokrat. Bahasa kerennya sosialita gitu ya. Maka dari itu, program ini kita sebut Bedah Rumah Sosialita,” ucapnya.
Sri Lestari juga menggandeng Hijaber Mom yang diketuai oleh putrinya sendiri Rina Oktavianawati dalam bedah rumah ini.
“Alhamdulillah putri saya juga menggerakkan donasi dari komunitasnya. Kami perbaiki atap rumah dan jendelanya,” jelas ibu tiga putri ini. Dia mengaku, model dakwah yang dia jalankan ini tak lepas dari makna Aisyiyah dalam hidupnya.
“Bagi saya, Aisyiyah bisa untuk menyalurkan potensi kebaikan apa pun. Aisyiyah juga tempat mencari ilmu untuk proses kehidupan yang lebih baik. Dan bisa menjadi wasilah dalam meraih ridha Allah swt sebagai cita-cita semua muslim,” tegasnya. (Ria Eka Lestari)