PWMU.CO-Menyadari Lembaga Dakwah Khusus PWM Jatim yang baru dibentuk belum populer, di sela rapat periodik lembaga itu, Selasa (6/3/2018), mengundang Redatur PWMU.CO memberikan pelatihan singkat penulisan berita yang berkualitas dan cepat tayang di media.
Hadir sebagai pembicara Redaktur PWMU.CO Sugeng Purwanto. Dalam paparannya dia menyampaikan, menulis berita di media online berbeda karakternya dengan berita di media cetak. “Berita di media online pendek tapi lengkap urutan dan datanya, lazimnya lima sampai delapan alinea. Beda dengan berita media cetak yang panjang karena bisa bersambung ke halaman berikutnya,” ujar SGP, panggilan Sugeng Purwanto.
Berita online pendek, sambung dia, karena kebanyakan diakses lewat HP. ”Kebiasaan membaca lewat HP sekitar lima alinea itu, jika terlalu panjang sudah bosan dan enggan meng-schroll,” katanya menjelaskan.
Jika ingin menulis berita panjang, dia menambahkan, caranya berita dibagi per bagian sesuai topik bahasan semacam berita berseri. Pidato satu narasumber, misalnya, bisa dibuat dua atau tiga berita sesuai topik bahasannya.
Dia menganjurkan, menulis berita itu ceritakan isi dan suasana kegiatannya bukan sekadar pengumuman acara. ”Menulis berita seminar ya tulis topik yang dikupas narasumber dalam seminar itu. Jangan hanya menulis majelis ini mengadakan seminar hari ini di sini dengan pembicara orang ini, selesai. Ini cuma pengumuman acara,” kata SGP yang pernah menjadi wartawan Surabaya Post ini.
Saat ditanya kenapa tulisan yang dikirim ke PWMU.CO, tidak segera dimuat, Sugeng menyampaikan ada beberapa kemungkinan. Paling sering karena tulisannya jelek. “Saya terpaksa bilang jelek, karena dengan bahasa halus ada kontributor gak paham dan gak sadar bahwa tulisannya amburadul, ” ujarnya disambut tertawa peserta rapat LDK.
Jika ingin tulisan cepat ditayangkan, dia menegaskan, tulislah berita dengan baik, lengkap 5W 1H, akurat, runtut, kalimatnya logis. ”Jangan pula menulis berita ndlujur hanya pandangan mata tanpa wawancara dan kutipan langsung dari narasumber. Kutipan langsung membuat deskripsi berita menjadi lebih hidup, ada ruhnya,” tandasnya. (Emi Yuliana Ulya)