PWMU.CO-Workshop pendidikan bertajuk Menjadi Guru Loyal dan Profesional di Era Digital digelar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) dan Penerbit Yudhistira, Sabtu (10/3/2018).
Ada 52 peserta selain dari SD Mudipat, juga guru dari SD Muhammadiyah (SDM) 1 Purbalingga Jawa Tengah, SDM 1 Ngawi, SDM Driyorejo Gresik, SDM Brawijaya Mojokerto, dan MI Muhammadiyah 5 Surabaya.
Pembicara yang dihadirkan Dr Dwi Ilham Rahadjo MPd (LPMP Jawa Timur) membahas RPP berbasis pendidikan karaker dan Adiwiyata Sekolah. Pemateri lainnya, Dr Rahardjo MSi (dosen Unesa) mengupas Penyusunan Soal High Order Thingking Skill dan sosialisasi Yudhistira Electronic Book oleh Dr Bachtirar Hariyadi MSi (Yudhistira).
Solichatun Desi Manfaati, salah satu peserta workshop dari SDM 1 Purbalingga mengatakan, bahagia dapat mengikuti acara ini di luar Purbalingga. Menurut guru Bahasa Inggris itu acara yang digelar Mudipat amat bagus, karena materi, pemateri, dan pesertanya tidak hanya diikuti dari sekolah sendiri.
“Saya rasa ini keren, karena sekolah ini juga mengajak sekolah lain untuk maju bersama,” ucap Solichatun.
Kepala SD Mudipat Edy Susanto MPd pada pidato sambutannya menyampaikan tujuan hari Sabtu diliburkan untuk siswa adalah peningktan sumber daya insani di sekolahnya. Dia juga bersyukur workshop yang digelarnya juga diikuti peserta dari luar sekolahnya.
“Sekolah sukses harus maju gurunya. Yaitu yang selalu meningkatkan kompetensi serta terus berdakwah, agar sekolah kita bermutu dan dicintai masyarakat,” ucap ayah dua anak itu.
Juara Kepala SD Berprestasi Kota Surabaya 2017 itu lebih jauh menyampaikan guru masa kini harus menjadi guru loyal dan profesional. Menurutnya, dua hal itu harus padu agar tak timpang. “Loyal saja tidak cukup tapi perlu profesional. Profesional saja tidak cukup ini sekolah bukan kantor bank,” ujarnya.
Sekolah ini, sambungnya, harus memadukan profesional dan loyal karena sekolah Muhammadiyah urusannya dakwah dan keakhiratan. Untuk itu ketua LSBO PDM Surabaya itu mengajak agar guru merawat dua hal itu agar menjadi guru bermutu. “Karena kunci bermutunya pendidikan adalah guru. Dan kuncinya guru adalah buku,” tandasnya. (Mul)