PWMU.CO – “Kalau diminta cerita, saya cerita tentang workshop ini saja, Pak. Sesuai namanya, penulisan berasal dari dua kata yaitu penuh dan lisan,” celetuk Arif disambut tawa peserta workshop lainnya, tak terkecuali narasumber.
Bagaimana tidak, dalam Workshop Penulisan di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Sabtu (10/3/18) ini, pemilik nama lengkap Muhammad Zainul Arif mengutarakan cerita uniknya yang dihubung-hubungkan dengan makna kata penulisan versinya sendiri.
“Penuh itu artinya banyak. Sedangkan lisan artinya omongan. Jadi, penulisan itu banyak omongan atau banyak cerita,” ucapnya penuh percaya diri.
Peserta workshop yang diselenggarakan oleh Redaksi Majalah Cikal SDMM tak dapat menahan tawa. Suasana serius pun pecah seperti menonton pertunjukan komedi.
Alumnus Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu melanjutkan, ada satu siswa di kelasnya yang menguasai bidang “penulisan” dengan sangat baik.
“Jadi begini, Pak. Namanya itu Alvaro. Kegiatannya di kelas itu ngomooong saja. Saya bingung cara menanganinya. Kata mamanya, dikasih kertas, disuruh menggambar, baru bisa diam,” tuturnya dengan ekspresi serius.
Arif menyimpulkan, hikmah yang dia ambil adalah untuk menyelesaikan masalah anak, guru harus melibatkan orang tua. Sembari tertawa dan menggelengkan kepala, narasumber workshop Mohammad Nurfatoni mengaku tak menyangka akan menghadapi peserta seunik itu.
“Baik, baik. Saya meminta Anda cerita, eh malah dikaitkan dengan makna penulisan. Tapi unik itu, masuk akal juga. Karena saya katakan menulis itu semudah bercerita,” ujarnya diikuti tepuk tangan peserta.
Fatoni—panggilan akrabnya—mencoba menggali unsur 5W 1H yang menurutnya masih belum lengkap tertera dalam cerita tadi.
“Nama lengkap mamanya Alvaro siapa?” tanyanya.
“Wah, saya ndak tahu, Pak. Saya bukan suaminya,” jawab Arif spontan.
Seketika tawa Fatoni dan peserta pun meledak di aula SDMM pagi itu. Setelah memuaskan tawanya, Fatoni menegaskan, unsur What, Where, Who, When, Why, dan How harus ada dalam cerita.
“Tak lain adalah agar orang yang mendengar cerita kita, bisa memperoleh informasi yang lengkap. Begitu juga dengan menulis. Unsur 5W 1H harus ada agar pesan tulisan kita sampai pada pembaca,” jelasnya.
Wakil Pemimpin Redaksi PWMU.CO ini meminta peserta mencoba menuangkan cerita lisan mereka dalam bentuk tulisan. “Belajar mengubah gaya bahasa tutur menjadi gaya bahasa tulis sangat penting dalam latihan awal menulis dengan mudah,” pesannya. (Ria Eka Lestari)