PWMU.CO – Banyak muballigh merasa berbangga diri ketika sudah mampu “menghipnotis” umat dengan kata-kata yang memukau. Padahal itu belum cukup. Kalau hanya sekadar pandai di lisan, maka banyak orator-orator hebat di dunia.
Untaian kalimat hikmah itu disampaikan Farhan, dalam Pelatihan Peningkatan Muballigh-Muballighat dan Sosialisasi Gerakan Masjid Muhammadiyah yang diselenggarakan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Paciran, Sabtu, (10/3/18).
“Berdakwah itu dengan hati. Ditandai dengan kesabaran dan keikhlasan. Sabar dan ikhlas hanya bisa dirasakan oleh mubaligh sendiri,” papar Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pangkatrejo ini.
Anggota Majelis Tabligh Daerah ini menambahkan, pesan yang tersalur melalui lisan akan harus masuk ke hati jamaah. Agar bisa menembus hati maka mubaligh harus mempunyai ketulusan dan kebersihan jiwa.
“Kalau Anda ingin tahu contoh sosok yang mukhlis, dialah Rasulullah Muhammad Saw hamba Allah yang mempunyai kepribadian sempurna. Kepribadian itu diwarisi oleh pendiri Muhammadiyah, Kyai Ahmad Dahlan. Buktinya apa? Karya dan pesannya senantiasa melekat dalam kalbu penerusnya,” tuturnya.
Farhan menyampaikan materi Manajemen Dakwah kepada 170 peserta di Aula Yasin Syamsuri Panti Asuhan Yatim Karangasem Muhammadiyah Paciran.
Sebelum mengakhiri paparan, pria yang selama membawakan materi disertai banyak senyum ini menyampaikan tiga pesan untuk para muballigh-muballighat. Pertama, jangan menuntut orang lain untuk mengikuti kita. “Tapi berusahalah untuk menjadi contoh yang terbaik bagi mereka,” pesannya.
Kedua, ujarnya, dakwah kepada sesama Muslim bersifat pembinaan, bukan memaksa apalagi menggurui. “Ketiga, jangan merasa pinter, sehingga malas ngaji,” tuturnya. (Mohamad Su’ud)