PWMU.CO-PAUD Aisyiyah Kramat Sukoharjo ternyata tidak hanya sukses di dalam mendidik anak didiknya, tetapi juga brilian dalam menyusun strategi. Paling tidak, itu terlihat dalam ivent perlombaan dalam rangka milad ‘Aisyiah ke-101 yang digelar Pimpinan Daerah (PD) ‘Aisyiyah Jember, Ahad (11/3/18).
Begitu ada instruksi PC Aisyiyah Tanggul pada semua Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk mengikuti Festival Anak Aisyiyah Bustanul Athfal, PAUD Aisyiyah Kramat Sukoharjo langsung menyiapkan strategi. Para guru sekolah menyiapkankan strategi dengan memilih perlombaan potensial juara dari berbagai lomba yang ada. “Kita pilih mana lomba yang PAUD Kramat bisa mendulang piala,” kata Kepala Sekolah PAUD Aisyiyah Kramat Sukoharjo, Cindi Yuli Kusumawardani dengan nada bangga.
PAUD yang berjarak 10 km dari kota Tanggul dan terletak di lereng Gunung Argopuro dengan medan naik turun ini akhirnya memilih lomba lari estafet di festival tersebut. ”Anak–anak sudah terbiasa lari dengan medan berat, naik turun. Itu yang jadi kelebihan anak-anak Kramat. Insyaallah bisa menaklukkan lomba”, harap Cindi Yuli Kusumawardani sebelum berangkat mengikuti lomba.
Begitu tiba di tempat festival, kompleks Universitas Muhamamdiyah Jember, suasana lomba sudah ramai. Ramya, salah seorang guru menyiapkankan anak didiknya.”Ayo ikuti kata bu guru ya. Nanti tongkatnya jangan lupa diberikan ke temanmu, terus lari sekencang–kencangnya”, seru Ramya. Anak-anakpun mengangguk.
Setelah lolos tiga kali penyisihan, di babak final PAUD Kramat menghadapi PAUD Aisyiyah Rambipuji dan Jember. Roqib, Firman, Abil, Mujib, dan Ridwan dengan sigap dan tangkas berlari dan menyerahkan tongkat kepada teman kelompoknya. Merekapun masuk garis finis pertama kali. Tampil sebagai juara satu.
Ada cerita menarik di balik kesuksesan ini. Beberapa kali guru melatih dengan cara yang diyakini benar, yakni lari estafet dengan mengelilingi lapangan. Maklumlah, PAUD ini baru setahun berdiri, dan ini pengalaman pertama mengikuti lomba tingkat kabupaten. Beruntung Cindi datang dan memberitahukan cara yang benar. “Tiga kali latihan sesuai tehnik lomba. Dan alhamdulillah menyabet juara,” tutur Ramya.
Masih penjelasan Ramya. Ada, lanjut Ramya, satu hal yang membuat guru khawatir karena Arif, salah satu peserta, tiga hari sebelum lomba terjatuh ketika pulang sekolah. “Maka Arif diganti Abil. Abil anak sehat dan cerdas. Dia mampu menggantikan Arif dan mempersembahkan piala kedua bagi sekolahnya. (Humaiyah)