PWMU.CO – Menyambut Olimpiade Ilmu Pengetahuan Alam (Olipa) 4, Klinik Sains menetapkan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Mentaras, Dukun, Gresik sebagai tuan rumah Rayon Utara. Hal ini disampaikan Pembina Klinik Sains Ria Eka Lestari dalam survey lokasi, Senin (12/3/18).
“MIM Mentaras telah mengikutsertakan siswanya dalam Olipa 3 dan Science Day tahun kemarin. Sebagai apresiasi, Klinik Sains ingin menjadikannya tuan rumah Olipa 4 tahun ini,” tuturnya.
Tari—panggilan akrabnya—mengungkapkan kondisi fisik sekolah tidak memengaruhi alasan pemilihan tuan rumah.
“Justru kami senang bisa mengunjungi sekolah kecil dan terpencil seperti ini. Semoga dengan menjadi tuan rumah Olipa 4, Klinik Sains bisa menghadirkan semangat berkompetisi pada seluruh siswa di sini. Selain itu juga bisa menjadi ajang promo sekolah pada warga sekitar,” harapnya.
Dia melanjutkan, pemerataan hak anak dalam merasakan olimpiade menjadi dasar utama Klinik Sains untuk memilih tuan rumah.
“Seluruh siswa di mana pun berhak mendapatkan pendidikan, termasuk merasakan kompetisi dalam olimpiade. Klinik Sains ingin menghadirkan itu di sini. Dengan menjadi tuan rumah, jarak yang jauh akan mendekatkan kami dengan mereka,” ujar Tari.
Sementara itu, Kepala MIM Mentaras Ni’matul Wasiah mengaku dirinya sempat tak percaya jika sekolahnya dipilih sebagai tuan rumah.
“Awalnya dihubungi via WhatsApp, saya sempat tak percaya. Bagaimana mungkin, sekolah kami yang tak punya apa-apa ini menjadi tuan rumah olimpiade itu,” ucap Ninik, sapaannya.
Bersama dua guru lainnya yaitu Sukarni dan Darojatul Muslimah, Ninik mendapat semangat baru setelah mendengar alasan pemilihan sekolahnya sebagai tuan rumah.
“Alhamdulillah, kami bersyukur mendapat apresiasi ini. Setiap tahun kami memang selalu mengikutsertakan siswa kami dalam Olipa, tak lain karena kami ingin memperlihatkan dunia luar pada mereka. Kami juga ingin memiliki even besar yang bisa mengenalkan sekolah kami di luar. Insyaallah kami siap menjadi tuan rumah Rayon Utara tanggal 8 April besok,” jelasnya.
Kepala Madrasah dengan total siswa 32 anak ini sempat menceritakan perjuangan guru dan pegawainya untuk menjaga agar sekolahnya tak sampai.
ditutup.
“Beberapa siswa kami gratiskan agar mau masuk ke sekolah ini. Ya, agar kelas 1 tidak sampai kosong, agar tidak ditutup. Pendekatan pada warga juga selalu kami lakukan,” terangnya.
Bukan tanpa hasil, pembiasaan disiplin belajar dan beribadah di sekolah ini mengantarkan siswanya meraih prestasi.
“Setiap pagi sebelum mulai pembelajaran, review juz 30 Alquran kami terapkan dengan istiqamah. Diimbangi dengan pembinaan siswa yang akan mengikuti lomba, kami berhasil meraih Harapan 1 IPA dalam Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2017 lalu,” ungkapnya. (MN)